Realitas Semu di Balik Kaca

MI
03/4/2016 08:27
Realitas Semu di Balik Kaca
(MI/Ramdani)

RASA gemas yang dirasa Roostien Ilyas kala itu mengalahkan kelelahannya akibat kemacetan yang memangsa pengguna jalan Ibu Kota setiap hari. Matanya ibarat terpancang pada bocah yang mengelap kaca mobil pengguna jalan meski tanpa diminta.

Tak jauh dari situ, seorang perempuan duduk mengamati. Pengalaman panjangnya bergaul dengan anak-anak yang mengais rezeki di jalanan membuat pendiri Yayasan Nanda Dian Nusantara itu yakin itulah ibunya. Dia tak habis pikir bagaimana mungkin seorang ibu tega menyuruh anak kandungnya untuk mencari uang, sedangkan dia duduk santai di kejauhan. "Kok bisa ibu melakukan itu ke anak sendiri?" cecarnya.

"Ibu memang tahu apa? Memang kalau dia tidak kerja, ibu bakal kasih kita makan tiap hari?" jawaban perempuan itu.

Nyatanya, setiap manusia dan setiap keluarga memiliki bahasa cinta yang berbeda. Memahami bahasa cinta yang berlangsung di antara orang-orang dalam keluarga miskin tidak cukup dengan melihatnya dari kejauhan di balik kaca mobil.

Razia yang rutin dilakukan pemerintah bukanlah solusi. Mengutip pendapat Roostien Ilyas, "Yang kita inginkan itu menghilangkan kemiskinan, bukannya menghilangkan orang miskin!

"Andi Suhandi, pendiri Yayasan Cahaya Anak Negeri (CAN) yang merantau ke Jakarta dari Sukabumi saat hendak melanjutkan kuliah, pernah terjun merasakan hidup di atas aspal pada 2006-2008.

Andi akhirnya menyadari ada beberapa alasan anak-anak bisa menggantungkan hidup di jalanan. Pertama, hal itu didorong eksploitasi orangtua yang terjerat kemiskinan. Kedua, anak itu berasal dari keluarga berantakan sehingga mereka kekurangan perhatian dan pola asuh. "Ketiga, ketika anak berasal dari keluarga miskin dihadapkan keinginan untuk cari uang dengan mudah," papar Andi.

Bila anak-anak itu diberi pilihan, bukan mustahil merekalah yang bisa menyelamatkan orangtua untuk tak lagi mengemis. Untuk itu diperlukan intervensi. Tidak perlu menanti kondisi sempurna, segalanya harus dimulai saat ini oleh semua lapisan masyarakat. (Her/M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya