Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
MASKER, asesori yang membantu menyelamatkan nyawa manusia selama pandemi virus korona, terbukti berbahaya bagi satwa liar, seperti burung dan sejumlah spesies laut. Habitat bahkan nyawa hewan-hewan tersebut terancam akibat limbah masker yang dibuang manusia sembarangan.
Masker bedah sekali pakai telah ditemukan tersebar di sekitar trotoar, saluran air, dan pantai di seluruh dunia, sejak sejumlah negara mulai mewajibkan penggunaannya di tempat umum untuk memperlambat penyebaran pandemi.
Jika dipakai sekali, bahan pelindung yang tipis ini membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai.
"Ketika kita membuangnya, barang-barang (masker) ini dapat merusak lingkungan dan mengancam hewan yang selama ini hidup berdampingan di planet kita," kata Ashley Fruno dari kelompok hak asasi hewan PETA kepada AFP, Selasa (12/1)
Di Malaysia, seekor monyet tersedak ketika mengunyah tali masker yang dibuang sembarangan. Sementara itu, sebuah insiden yang menjadi berita utama di Inggris, seekor burung camar diselamatkan oleh lembaga pelindung hewan di Kota Chelmsford, setelah selama berminggu-minggu kakinya tersangkut tali masker.
Organisasi itu diberi tahu setelah burung tersebut terlihat tidak bergerak tetapi masih hidup, dan mereka membawanya ke rumah sakit hewan untuk perawatan, sebelum akhirnya dilepaskan. "Jelas masker itu ada di sana selama beberapa waktu dan tali elastis itu telah mengencang di sekitar kakinya karena persendiannya bengkak dan sakit," kata inspektur RSPCA Adam Jones.
Dampak terbesar masker juga mencemari laut. Para pegiat lingkungan khawatir masker bekas sekali pakai, sarung tangan lateks, dan alat pelindung lainnya, akan menyumbat dan mengotori laut serta sungai yang sebelumnya sudah terkontaminasi.
Menurut kelompok ligkungan OceanAsia, lebih dari 1,5 miliar masker menggenangi lautan dunia tahun lalu, ditambah sekitar 6.200 ton plastik. Mengingat penggunaan masker masih akan terus dibutuhkan manusia, para ahli khawatir benda itu semakin menjadi ancaman bagi kehidupan laut.
Ahli konservasi di Brasil menemukan sebuah masker di dalam perut penguin yang terdampar di pantai, sementara ikan buntal ditemukan mati terperangkap dalam sebuah masker di lepas pantai Miami. Kegiatan Kampanye Lingkungan Prancis, Mer Propre, juga menemukan seekor kepiting mati terperangkap dalam masker di sebuah laguna, dekat Mediterania pada September lalu.
“Limbah masker dan sarung tangan sangat berbahaya bagi makhluk laut,” kata George Leonard, kepala ilmuwan dari LSM Ocean Conservancy yang berbasis di AS.
"Ketika plastik itu terurai, mereka membentuk partikel yang semakin kecil. Partikel-partikel itu kemudian memasuki rantai makanan dan berdampak pada seluruh ekosistem,” tambahnya.
Kini manusia memang telah beralih ke masker kain yang dapat digunakan kembali, tetapi banyak yang masih memilih jenis masker sekali pakai. Para pegiat lingkungan mendesak orang-orang untuk membuangnya dengan benar dan memotong talinya untuk mengurangi risiko hewan terjerat benda tersebut.
OceansAsia juga meminta pemerintah untuk meningkatkan denda bagi mereka membuang sampah sembarangan dan mendorong penggunaan masker yang bisa dicuci dan dipakai ulang. (M-4)
Tidak hanya yang legendaris, sejumlah merek skincare yang terhitung muda juga membuka sistem maklun bagi merek lain.
PLTU Jawa 9 dan 10 menjadi pembangkit listrik pertama di Indonesia yang akan menggunakan amonia dan hidrogen hijau, mendampingi batu bara.
Meskipun telah banyak inisiatif gerakan, masyarakat Muslim di Indonesia secara umum masih banyak yang tidak tahu, tidak setuju semangat Green Islam.
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) terus mendorong penyediaan perumahan dan permukiman yang aman, nyaman, dan terjangkau.
PT Cemindo Gemilang, produsen Semen Merah Putih, untuk kedua kali meraih penghargaan kategori Continuing Progress in Climate Actions dari World Cement Association (WCA).
KARYA fesyen yang ramah lingkungan semakin digemari dan memiliki banyak peminat.
Nenek moyang harimau berasal dari Asia, bukan Afrika. Mereka berevolusi dan beradaptasi dengan lingkungan Asia, sehingga memiliki karakteristik yang sesuai dengan habitat tersebut.
Seekor harimau Sumatra (Panthera tigris Sumatrae) ditemukan mati terjerat di Sigaruntang, Desa Sungai Pua, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Kamis (25/7).
BEA Cukai tunjukkan keseriusannya dalam penanganan perdagangan ilegal satwa dan tumbuhan Indonesia, melalui jalinan kerja sama internasional dengan Foreign Customs Attaché Club (FCAC).
Balai Besar KSDA Riau melakukan pelepasliaran seekor Harimau Sumatra berjenis kelamin betina bernama Puti Malabin di landscape Rimbang Baling Provinsi Sumatera Barat, pada Jum'at (28/6).
Lima satwa itu adalah empat landak jawa dan satu kukang.
Sebanyak tiga pelaku dibekuk di dua lokasi berbeda, dua orang di Kecamatan Mandiangin Koto Selayan dan satu orang di Kecamatan Guguk Panjang Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved