Tua tapi Istimewa di Taiwan

MI/Ramdani
31/3/2016 07:06
Tua tapi Istimewa di Taiwan
(MI/Ramdani)

SUDAH lazim kita menemukan 'kota tua' sebagai destinasi wisata. Demikian ketika saya mengunjungi beberapa kota di Taiwan. Pemerintah setempat merawat bangunan-bangunan tua, baik warisan arsitektur Tiongkok maupun gedung yang didirikan pendatang-pendatang Eropa untuk urusan dagang di Taiwan. Daxi Old Street misalnya, berada di Kota Taoyuan. Dahulu, wilayah ini ialah pusat perdagangan teh dan kapur barus yang didominasi pedagang Eropa. Peninggalan arsitektur bergaya barok bercampur dengan dekorasi totem dengan karakter asli Tiongkok. Perpaduan Barat-Timur ini menunjukkan zaman Taisho yang terbuka pada nilai dari luar negerinya. Demikian dengan Jinshan, sebuah distrik di utara New Taipei City, sebagai tempat yang pertama kali berkembang, terutama di daerah pantai utara. Pada masa Dinasti Qing berkuasa, perekonomian sangatlah maju. Kapal-kapal keluar masuk pelabuhan dengan frekuensi yang tinggi. Para pedagang menjual barang dagangannya di Jinbaoli Old Street, tempat yang sangat dibanggakan masyarakat di Jinshan. Jalan tua tersebut masih menyimpan sejarah panjang. Deretan toko tua di kawasan sepanjang 200 meter itu mungkin tidak lagi seperti dulu. Beberapa bangunan sudah mengalami pemugaran bahkan tergantikan. Namun, suasana kota lama masih terasa. Gang sempit yang dihuni banyak toko yang menjual beragam kebutuhan ialah karakteristik Jinbaoli Old Street. Produk-produk yang terkenal berupa ubi manis, rebung, dan seafood kering.

Seperti pasar-pasar Taiwan yang lainnya, di jalanan ini juga dijual bermacam penganan tradisional Taiwan. Agenda menyelamatkan kota tua oleh pemerintah Taiwan sebagai tujuan wisata tampaknya tidak terbatas dengan persoalan 'kuno' saja dan tentunya harus berkaitan dengan kesejarahan tempat dan masyarakat yang hidup di wilayah itu. Tengoklah Jiufen, terletak di distrik Ruifang yang berarti sembilan bagian. Pada zaman Dinasti Qing, Jiufen hanya dihuni sembilan kepala keluarga. Terpencil, sepi, dan tak banyak orang yang mengetahuinya. Namun, semenjak terdengar kabar desa ini memiliki tambang emas, para pendulang dan pemburu emas berbondong-bondong berdatangan. Dalam waktu yang singkat, jumlah penduduk Jiufen bertambah. Kemudian, wilayah pertambangan tua ini terakhir ditambang pada 1971. Pemerintah Taiwan turun tangan mempertahankan lokasi tambang dan menyulap rumah-rumah di wilayah itu menjadi kios menjual makanan khas dan menjadi toko cendera mata untuk para turis yang datang ke lokasi ini. Ekonomi pariwisata yang didukung penuh pemerintah Taiwan ini telah menyelamatkan wilayah Jiufen menjadi kota mati setelah tambang tak lagi menjadi penopang ekonomi masyarakat. Pada 2011, film animasi terkenal berjudul Spirited Away yang disutradarai Hayao Miyazaki, menjadikan kawasan tambang Juifen yang dahulu juga didatangi para penambang dari Jepang, menjadi lokasi syuting. Film yang dirilis di Jepang berhasil menarik penonton sebanyak kurang lebih 23 juta orang dengan pendapatan sebesar 30 miliar yen. Bombastis dan berhasil menjadikannya salah satu film tersukses dalam sejarah Jepang. Sesungguhnya, keberhasilan Hayao Miyazaki meraup untung dari filmnya, tak lepas dari konsep pelestarian masyarakat dan sejarah yang dilakukan pemerintah Taiwan. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya