Dilirik Pelancong Mancanegara

Dengan jumlah koleksinya, Museum Angkut yang dibuka pada 9 Maret 2014 mengklaim sebagai yang terbesar di Asia. “Kami juga berupaya untuk go international. Kini kami mulai melatih sumber daya manusia (SDM) agar fasih berbahasa asing,” ungkap Nunuk. Selain mempersiapkan SDM, kata Nunuk, pihaknya rajin mengikuti pameran di luar negeri. Hal itu bertujuan agar museum ini dikenal lebih luas. “Saat ini saja ada tim yang berangkat ke Singapura dan beberapa negara Asia lainnya.” Sejak dibuka dua tahun silam, jumlah pengunjung terus meningkat. Kini rata-rata ada 1.000 orang yang datang pada saat hari biasa, sedangkan pada akhir pekan jumlahnya bisa meningkat tiga kali lipat. “Kebanyakan sekitar 70% memang masih didominasi turis domestik,” ujar Nunuk. Tahun lalu, museum yang mengoleksi atusan kendaraan antik tersebut masuk Most Photographed Spots Top 10 2015 versi Path. Spot foto terbaik Pada akhir 2015 kemarin, Path merilis rending topic 2015 global dan regional Indonesia.

Dari rilis tersebut, Museum Angkut mendapatkan nomor 7 pada kategori 10 best photography spots. Hal itu disebabkan di museum tersebut memang banyak titik yang dapat dijadikan arena untuk berfoto, seperti di replika Istana Buckingham, Inggris, atau di belakang deretan mobil antik merek terkenal. Setelah mengelilingi Museum Angkut, di sebelah kanan pintu masuk, Anda bisa mengunjungi Museum D’Topeng Kingdom. Sesuai dengan namanya, di tempat ini disimpan berbagai koleksi topeng dari berbagai daerah di Tanah Air. Karena letaknya dalam satu kompleks, untuk arena edukasi dan hiburan yang dikelola Jawa Timur Park Group itu, pengunjung bisa membeli tiket terusan. Harga tiket untuk Museum Angkut sebesar Rp60 ribu (Senin-Kamis), sedangkan pada Jumat-Minggu dan tanggal libur lainnya Rp80 ribu. Harga tiket terusan Rp70 ribu untuk hari biasa dan Rp90 ribu untuk hari libur dan akhir pekan. (Dio/M-1)