Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
SORE itu, lobi Hotel Sultan tidak seperti biasa. Di area penginapan berbintang itu, terlihat banyak petugas kepolisian. Beberapa memakai pakaian biasa, tak sedikit pula yang masih memakai seragam. Mereka tampak di tempat parkir VIP yang terletak di depan pintu masuk lobi hotel persis. Beberapa lagi terlihat di area dalam hotel.
Isu bom atau teror bukan menjadi sebab kehadiran mereka. Itu sama sekali tidak ada keterkaitan. Tidak ada kegaduhan yang tampak. Tidak pula ada penjagaan ketat serta garis polisi.
Justru mereka sedang merayakan sisi humanisme. Mereka tengah hadir untuk mengapresiasi dan menikmati seni pada pameran Dua Tanda yang dihelat di lobi Hotel Sultan Jakarta pada 21-24 Maret 2016. Pameran itu menampilkan karya dua pelukis, yakni Anang Iskandar dan Cak Kandar. Sebanyak 50 lukisan turut berpamer. Anang Iskandar dengan 18 lukisan dan Cak Kandar dengan 32 lukisan.
Terang saja, sebab Anang Iskandar saat ini menjabat Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri. Pameran itu dibuka Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, juga dihadiri Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.
Mari melongok sejarah Kabareskrim Polri Komjen Anang Iskandar yang lahir dari pasangan Suyitno Kamari Jaya dan Raunah. Semasa kecil, Anang dibesarkan dengan ajaran tentang tradisi leluhur dan budaya religius.
Ayahnya berprofesi sebagai tukang potong rambut. Sebab itulah, sejak kelas 4 sekolah dasar, Anang juga mulai dikenalkan pada alat potong rambut. Ia menjalani aktivitas itu sampai lulus SMA. Ia lalu masuk Akabri dan lulus pada 1982. Ia dilantik sebagai Kabareskrim pada 7 September 2015.
Sejarah itulah yang kemudian ditampilkannya dalam sebuah lukisan berjudul Perjalanan Ini yang dibuat pada 2007. Di atas bidang kanvas bagian bawah, Anang menggambar alat potong rambut, yakni sisir dan gunting, disusul gambar kupu-kupu. Pada bagian
atas kanvas, terdapat tiga bintang bersinar di tengah bintang-bintang lain. Seolah lukisan tersebut hendak menyampaikan risalah perjalanan Anang Iskandar dari seorang tukang cukur menjadi jenderal bintang tiga.
''Dulu juga enggak kebayang seperti itu,'' ujar Anang saat ditanya apakah bintang tiga merupakan gambaran dari jabatan yang diembannya saat ini.
Selain itu, ada lukisan yang mencerminkan diri Anang Iskandar, yakni Hasta Brata. Sebagaimana judul, lukisan itu membawa makna delapan sifat yang harus dimiliki pemimpin.
Dalam khazanah pewayangan, ajaran itu dipraktikkan Rama Wijaya (Raja Ayodya) dan Bathara Kresna (Raja Dwarawati). Keduanya merupakan raja besar. Ajaran itu juga dilakonkan Arjuna untuk mengoreksi kepemimpinan angkara murka dari Dasa Muka (Raja Alengka).
Bangkitkan sisi humanisme
Anang Iskandar menaruh semua hasil perenungan dan olah rasanya di dalam lukisan. Baginya melukis merupakan medium untuk membangkitkan sisi humanisme dalam diri. Ia pun menuangkan semua emosi dalam lukisan Emotion. Hasta Brata hasil perenungan tentang kepemimpinan, sedangkan hasrat keindahan ditaruhnya dalam tajuk lukisan Pagi Hari yang Indah dan Nyanyian Alam.
Cak Kandar juga menampilkan puluhan karya. Ia telanjur dikenal dengan lukisan dari bulu sehingga saat itu juga dipampang hasil karya berjudul Energy of Nature. Lukisan bergambar kepala macan itu terbuat dari bulu unggas.
Selain itu, Cak Kandar menampilkan karya khas yakni lukisan yang lekat dengan nuansa kotak. Setiap kotak seperti sedang bercerita yang menyambung dengan kotak lainnya sehingga mampu menghasilkan cerita yang utuh.
Beberapa lukisan ditampilkan dengan rupa perspektif kotak, seperti dalam judul Everydays Menu, Tolak Beban bukan tak Kuat Mengangkatnya, Ruang Perenungan, dan Gonjang-ganjing di Magelang.
Judul terakhir menampilkan dua orang saling tunjuk. Keduanya berdiri di depan lukisan yang diperkarakan. Setiap lukisan mendapat satu ruang kotak, sedangkan sebagai latar tampak kotak tersendiri bergambar Candi Borobudur. Lukisan itu merespons peristiwa
lukisan palsu yang merebak pada 2012 lalu. (M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved