Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
MATERIAL kayu tampak mendominasi koleksi Ribka Living di International Furniture and Craft Fair Indonesia (Iffi na) & Mozaik Indonesia 2016 di Jakarta. Selain lemari, brand furnitur asal Solo, Jawa Tengah, itu juga menghadirkan meja dan rak yang sekaligus berfungsi sebagai partisi bermaterial kayu. Desain yang ditonjolkan minimalis, tapi tetap menyuguhkan keunikan. Rak, misalnya, disusun dari banyak kubikel persegi enam sehingga mengingatkan kita akan bentuk sarang tawon. Tiap kubikel bisa terpisah seutuhnya sehingga pengguna dapat berkreasi menyusun. Pameran yang berlangsung 10-13 Maret itu dipadankan dengan lemari bergaris sederhana dan berwarna
natural sehingga tampilan total ruangan menjadi homey. Arsitek Ribka Living, Adi Darma, mengungkapkan material kayu yang dipakai ialah jati. Jenis kayu itu sengaja ditonjolkan karena memiliki banyak kelebihan. “Penggunaan kayu jati memang disebabkan memiliki kekuatan dan estetika kayu jati itu sendiri yang merupakan salah satu kayu eksklusif di Indonesia. Tidak semua negara memiliki kayu jati itu,” ucap arsitektur Ribka Living, Adi Darma, kepada Media Indonesia, Rabu (23/3). Jati memang material yang jamak digunakan sebagai furnitur. Namun, ada hal berbeda yang dibuat Ribka Living jika dibandingkan dengan perusahaan furnitur kebanyakan. Furnitur
mereka memiliki ukuran yang lebih tipis. Soal ini, Adi menjelaskan itu dilakukan untuk menyesuaikan kebutuhan
masyarakat saat ini.
“Setiap furnitur kayu jati solid tidak perlu menggunakan tingkat ketebalan yang tinggi. Jadi, kesan rumah akan tetap tampak luas dengan penataan furnitur yang baik meski luas bangunan rumah tidaklah besar,” tambahnya. Lengkung bambu Kreasi lain yang menarik di Iffina 2016 ialah instalasi karya Cosmas D Gozali. Diberi nama The Wave, instalasi arsitek itu berupa lengkungan anyaman bambu yang tumpang-tindih dan menaungi ruang pameran. “Ini menggambarkan Indonesia di tengah era globalisasi. Dari dalam, Indonesia terus berusaha menciptakan inovasi-inovasi baru tanpa menghilangkan keberagaman Indonesia itu sendiri. Bahkan, dengan penuh semgangat, memunculkan gelombang baru untuk menunjukkan jati diri di dunia internasional,” jelas Cosmas. Anyaman bambu juga dijadikannya sebagai representasi bersatunya berbagai pihak di industri kreatif untuk tetap menampilkan nama Indonesia di dunia internasional. Dengan bersatunya arsitek, desainer dan seniman, Cosmas yakin Indonesia akan memiliki kekuatan untuk menciptakan gelombang sendiri.
Material bambu yang dipilih Cosmas merupakan material yang tumbuh di Indonesia dan selalu digunakan dalam bangunan rumah adat sejak zaman dahulu sehingga menjadi bagian penting dari budaya Indonesia. “Walaupun relatif murah, bambu terbukti dapat diolah menjadi sebuah instalasi yang modern, unik, dan kontemporer seperti yang terlihat dalam instalasi The Wave,” sambungnya. Tidak hanya pada instalasi, Cosmas juga mengusung furnitur dengan bahan lokal. Furnitur yang dibuat seniman dan desainer lain itu kebanyakan bergaya free form. Kepiawaian teknik seniman dalam negeri pun dibuktikan dengan olahan yang luwes dalam furnitur bermaterial bambu, kayu, dan rotan itu. (M-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved