Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
ADA sosok jahat bersembunyi di balik manipulasi misi penyelamatan. Tragedi gedung Capitol berhasil membuat opini publik berbalik menyudutkan manusia super. Itulah yang terjadi di Gotham City ketika Superman (Henry Cavill) dikambinghitamkan atas kekacauan yang dibuat Lex Luthor (Jesse Eisenberg). Di sisi lain, Batman (Ben Affl eck) merasa kota yang dihancurkan itu harus dipertanggungjawabkan secara jantan. Perkelahianhebat tak terelakkan dalam fi lm bertajuk Batman V Superman: Dawn of Justice. Kota menjadi kacau karena pertempuran makhluk asing yang dihidupkan kembali dari niat jahat seorang ilmuwan yang ambisius dan psikopat. Lebih lanjut, Eisenberg mengatakan versi musuh Superman juga lebih didasarkan pada realitas. “Karakter saya dalam peran ini ialah jenis orang realistis dengan gangguan psikologis. Saya pikir Lex benar-benar berjuang dan melalui krisis eksistensial,” jelas Eisenberg, mengutip The Hollywood Reporter, CNN. Film berdurasi 2,5 jam itu menjadi jawaban sekuel dari Man of Steel (2013). Hal ini terungkap dari pernyataan sang sutradara yang dikemukakan sejak tahun lalu. “Batman V Superman bisa anggap sebagai Man of Steel 2,” ujar Snyder ketika itu sebagaimana disitat Cinemablend. Mereka yang menontong Man of Steel tentu ingat adegan di penghujung fi lm ketika gedung milik Bruce Wayne ikut hancur akibat laga Superman. Hal itulah yang ikut melatari atau juga memanaskan konfl ik kedua jagoan dunia itu di Dawn of Justice.
Film yang menghasilkan US$7 juta di hari pertama diluncurkan itu juga menghadirkan kejutan, yakni kehadiran artis Israel Gal Gadot sebagai Wonder Woman. Kehadiran tokoh pahlawan super perempuan ini memberikan warna berbeda. Selain itu, fi lm ini menjadi pengantar bagi justice league yang baru akan mengambil gambar 11 April dan direncanakan rilis November tahun depan. Terkait dengan menggunaan ‘V’ dalam judul yang diasumsi sebagai ‘VS’, Snyder, dikutip Cosmicbooknews.com, ingin menghindari kesan perlawanan antara keduanya. Dinanti Kehadiran fi lm aksi itu menjadi pemecah misteri dan emosi yang terangkum dalam setiap plotnya. “Sudah lama ditunggu momentum nya, seru banget, banyak kejutan yang tidak ketebak sama sekali dari thriller. Tampilan visualnya oke banget. Saya suka penggambaran Batman dan Supermannya masih mencoba cari jati diri,” ungkap Galih Aristo, anggota komunitas Gotham City Club, kepada Media Indonesia saat pemutaran perdana di Cinema 21, Pondok Indah, Jakarta, Rabu (23/3).
Sementara itu, ilustrator Marvel, Miralti Firmansyah, mengatakan film itu tampak dibuat bagi fan Batman dan Superman. “Karakter Lex aneh menurut saya, seperti mau jadi Joker, tapi lebih mirip sama orang yang sugar rush,” ungkap. Sayangnya, fi lm yang menghabiskan dana US$250juta itu banyak mendapatkan ulasan
buruk. Banyak yang menilai film itu banyak salah perhitungan karakter. Seperti Batman yang tidak analitis, Superman yang suram dan muram, Lex Luthor seperti sampah. Snyder dinilai gagal menyajikan tema berat dalam fi lm ini. Selain itu, kostum Batman mendapatkan desain khusus yang mampu menangkis
kekuatan Superman, tapi tidak dengan Superman. (berbagai sumber/M-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved