Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
PRIA paruh baya itu dengan cekatan menuangkan adonan tepung dalam loyang. Dengan ringan, tangannya memegang cangkir yang digunakannya untuk mengambil adonan dari dalam ember besar. Sebelumnya, adonan dalam ember besar itu telah diaduk hingga merata. Loyang berisi adonan kemudian ditutup. Selang 7 menit, adonan telah mengembang dan menjadi bulatan martabak. Ia lalu mengoles mentega pada bagian atas. Dengan menggunakan sudip, martabak dicukil dan diangkat dari loyang.
Bapak tiga anak itu dengan sigap mengoleskan mentega dan menaburkan cokelat butir serta parutan keju. Tangannya bak memiliki mata dan bergerak sendiri.
Dia ialah Reban, 56, yang tetap setia berjualan dengan gerobak bertulisan 'Martabak Awak'. Sejak 1980, ia berjualan martabak tepat di depan Pasar Tebet.
Untuk mendapatkan adonan martabak yang enak, Reban rela meriset. Ia datang ke berbagai lapak martabak yang terkenal enak. Ia menganalisis tiap-tiap rasa. Hasil analisisnya kini ia terapkan. Rasa martabaknya banyak disukai pelanggan. Bahkan, ia punya banyak langganan setia. ''Ada pelanggan yang sudah puluhan tahun. Bahkan yang beli martabak setiap hari juga ada,'' ujarnya sambil terkekeh.
Sejak pukul 16.00 WIB, Reban mulai membuat adonan sambil menunggu pengunjung datang. Biasanya ia berjualan hingga pukul 01.00. Harga yang dipatoknya pun terjangkau, kisaran Rp25 ribu-Rp38 ribu. Topping yang ditawarkan sederhana, seperti cokelat, keju, wijen, dan kacang.
Setiap hari, Reban bisa mengantongi omzet sekitar Rp1,1 juta, dengan keuntungan bersih sekitar Rp300 ribu. Namun, itu jika martabaknya habis terjual. ''Kalau enggak habis ya masih bisa ngantongi Rp100 ribu-Rp 150ribu,'' tambahnya.
Reban yang hanya menjual martabak manis sempat mengalami kejayaan pada 2007. Kala itu ia memiliki tiga gerai di Cileungsi, Cibubur, dan pintu 2 TMII. Kini ia hanya memiliki satu gerobak.
Di tengah gempuran gerai martabak movdern, masih banyak gerobak kaki lima yang bertahan. Menurut Santhi Serad, mereka tetap mempertahankan keaslian dan kesederhanaannya.
''Saya yakin, meski sudah banyak gerai modern, penjual martabak gerobak masih akan eksis. Jadi, masyarakat kelas bawah masih bisa menikmati dengan harga yang normal,'' tegas Santhi.
Setidaknya, semakin banyak penjual martabak, konsumen akan semakin diuntungkan, sebab bisa bebas memilih martabak yang sesuai dengan selera. Selain itu, konsumen bisa dengan leluasa membeli martabak. Jika dahulu konsumen menikmati martabak hanya pada malam hari, sekarang pada siang hari pun bisa menikmati jajanan asal Bangka ini. (Zuq/M-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved