Kursus Jahit Tetap Eksis

MI
20/3/2016 05:45
Kursus Jahit Tetap Eksis
(MI/M TAUFAN SP BUSTAN)

KEMASAN workshop dalam tren konvensional atau lazim disebut kursus tetap punya tempat dan manfaat buat mereka yang menjadikan keterampilan sebagai sumber penghidupan. Berlokasi di Jalan Juanda, Palu Timur, Sulawesi Tengah, kursus jahit Krisye
merupakan satu di antara dua tempat kursus besar di Palu. Sejak beroperasi pada 1991, puluhan penjahit besertifi kat diluluskan setiap tahun dan menjadi pengusaha atau pekerja jahit siap pakai.

Pola pengajarannya dilakukan dalam pertemuan dua kali dalam seminggu selama satu tahun. Siswa belajar di dua kelas yang dilengkapi mesin-mesin jahit.

Setiap kelas terbagi tiga bagian, satu kelas diisi minimal 7 orang dan maksimal 13 orang. Biayanya Rp175 ribu per bulan.

Para peserta didik didampingi seorang pengajar untuk memberikan teori. Sementara itu, untuk sesi praktik, satu kelas dikawal tiga guru.

Menurut staf pengajar Ari Astuti, 23, biasanya para peserta didiknya ialah remaja dan para ibu. ''Dalam satu pertemuan, mereka belajar 2,5 jam. Kesulitannya ialah tingkat penyerapan materi yang berbeda-beda. Peserta didik yang butuh lebih lama diberi waktu belajar lebih lama, sampai tugasnya selesai, kami dampingi,'' tutur Ari.

Biasanya, dalam setahun, bisa lebih dari 50 orang diluluskan Krisye. ''Rata-rata peserta didiknya perempuan karena memang untuk baju perempuan. Peserta didik prianya hanya 10%,'' ungkap Ane, 28, pengajar lainnya.

Sang pemilik Krisye, Lisdar Darmodihardjo, biasanya hanya datang sebulan atau dua bulan sekali. ''Hari-harinya ia sibuk di gereja,'' sambung Ane.

Dalam sebulan, Lisdar bisa mengeluarkan ongkos operasional Krisye hingga Rp25 juta.

Terima order jahit
Agar roda makin kencang, Krisye juga menerima order jahit. ''Sehari bisa 10 orang datang menjahit. Mereka biasanya bawa 2 hingga 4 potong bahan untuk dijahit. Tarif baju mulai Rp260 hingga Rp285 ribu per potong,'' kata Ane.

Peserta didik yang bagus, lanjut Ane, pasti dipanggil untuk bergabung di Krisye. ''Saya juga sebelum mengajar. Kursus di sini pada 2012. Tapi sebagian besar peserta didik pilih buka usaha jahit sendiri,'' tutup Ari. (Fik/M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya