Derap Galihdan Sang Mitra

Jonathan Patrick Andreas Jurusan Jurnalistik Universitas Padjadjaran
20/3/2016 04:13
Derap Galihdan Sang Mitra
(Dok.Pribadi)

GALIH Rasiono bukan cuma mesti berjuang untuk memacu dirinya, tetapi juga membagi semangat yang sama pada kuda yang jadi mitranya.

Kini, dengan konsistensi berlatih, dan kecintaannya pada olahraga ini, hingga sempat mendirikan organisasi pecinta kuda di kampusnya, Galih piawai di nomor eventing atau trilomba.

Galih melewati tiga macam kompetisi, yakni dressage atau tunggang serasi, cross country atau rintangan alam hingga show jumping alias lompat rintangan.

Galih menyempatkan diri untuk berbagi kisahnya dengan Muda, di Pacuan Kuda Pulomas, Jakarta Timur (16/3).

Lagi sibuk apa saja, nih?
Mengajar horse riding school saya, Andiga Equestrian. Sehari-hari saya mengajar beberapa murid pemula dan lanjutan juga melatih kuda-kudanya. Selain itu, mempersiapkan diri untuk menghadapi kompetisi bulanan yang diadakan sebelum PON.

Awal perkenalan dengan olahraga berkuda?
Sebelumnya olahraga saya, taekwondo, tapi berat badan terlalu ringan sehingga menghambat untuk berkompetisi. Di sisi lain, sejak muda ayah sudah menyukai kuda dan sering mengajak saya dan adik menyaksikan pacuan kuda.

Pada suatu hari kami mendatangi tempat pacuan kuda tersebut dan ternyata ada kuda yang dapat ditunggangi. Sejak itulah kami sering menunggang kuda.

Kami juga sering datang melihat-lihat tempat-tempat berkuda dan menonton pertandingan, baik dressage maupun show jumping. Karena asyik, sehabis berlatih saya tidak bisa tidur dan rasanya ingin naik kuda lagi dan lagi.

Selain itu, olahraga ini tidak banyak yang mendalami sehingga bisa jadi ciri khas dan skill yang cukup berguna. Pada 2008, setelah dua bulan bermain-main dengan kuda, ayah memutuskan membeli dua ekor kuda, namanya Enggang dan Venus agar kami tidak perlu menyewa.

Satu bulan kemudian, saya bertanding di nomor dressage, walk, dan trot (jalan cepat) dan merebut juara ke-3 di Jakarta Perkumpulan Equestrian Centre (JPEC), Sentul.

Berkuda kabarnya rawan cedera, benarkah?
Kecelakaan terparah saya, terjadi pada 2009, Venus berdiri dua kaki dan kehilangan keseimbangan sehingga terbalik kebelakang dan jatuh menimpa saya. Beratnya 400 kg dan membuat kaki serta badan saya sebelah kiri susah digerakan hingga nyaris tak sadarkan diri karena syok dan kesakitan.

Untungnya tidak ada yang terlalu serius seperti tulang patah atau remuk hanya pembengkakan otot dan memar. Dokter menyarankan 2 bulan istirahat total, tapi 2 minggu kemudian saya sudah mulai naik kuda lagi untuk menghilangkan trauma dengan bantuan knee supporter.

Bagaimana ceritanya kamu mewakili Jawa Tengah (Jateng)?
Pelatih saya, Ardi Hapsoro Hamidjojo, mempromosikan saya pada Jateng karena saya memiliki dedikasi dan tekad kuat, ditambah pengalaman dan prestasi saya, salah satunya lolos seleksi melalui Pekan Olahraga Provinsi di Salatiga.

Prestasi yang paling berkesan?
Memenangi award dari Eqina, organisasi berkuda tingkat nasional, pada 2013 dalam kategori peraih poin tertinggi untuk kelas Show Jumping 100 cm Senior dan kelas Best Young Horse bersama kuda saya Albatros yang dihitung melalui kompetisi selama satu tahun. Cukup menyenangkan, mengingat lawan-lawan pada kelas tersebut juga penunggang dan kuda-kuda berkemampuan serta pengalaman bagus.

Apa saja teknik-teknik dasar yang harus dikuasai atlet berkuda?
Waktu yang dibutuhkan untuk menjadi atlet itu relatif, tidak bisa ditentukan. Dalam berkuda, dengan kita sudah menguasai teknik penting serta rutin mengikuti pertandingan, kita sudah pantas disebut atlet. Teknik dasar yang harus dikuasai, pertama mampu duduk tegak dan seimbang diatas pelana kuda dengan memosisikan kaki secara benar pada sanggurdi (pijakan kaki) dan memegang tali kekang sesuai aturan. Selanjutnya, teknik yang juga harus dikuasai, walk atau berjalan, trot atau jalan cepat dan sang Mitra Derap Galih baik itu rising trot atau duduk ringan maupun sitting trot/duduk berat, serta canter atau berlari.

Kiat kamu untuk para penyuka olahraga berkuda?
Yang paling utama, berlatih, mengenal siapa partner yang kita tunggangi, karakter, apa yang mereka sukai dan sebaliknya. Setelah itu, barulah berlatih untuk mengembangkan skill dengan teknik-teknik dengan membaca buku, menonton video, atau berkonsultasi dengan pelatih profesional.

Seperti apa sih ikatan antara seorang penunggang dan kudanya?
Percaya atau tidak, seorang penunggang yang sangat jago sekalipun kalau tidak didukung kuda yang bagus, tidak akan berhasil. Naik kuda bukan perkara cepat atau tidak, bagus atau tidak. Akan tetapi, harus menggunakan hati sehingga penunggang dan kuda akan menjadi satu kesatuan. Ikatan batin akan membuat mereka saling mengerti menghadapi berbagai kondisi.

Apa saja perawatan dan perlakuan pada kuda?
Kuda harus bugar dengan adanya latihan rutin dan tidak berlebihan agar mendapatkan kondisi terbaik. Kuda juga harus diberi makanan ekstra dan vitamin untuk tenaga dan fisik kuda. Ada pula terapi mengompres dan memijat kuda dengan air panas, mengganti sepatu atau tapal agar kuda merasa nyaman dan aman.

Kuda yang digunakan untuk bertanding sudah terlatih dan dinilai mampu untuk melalui rintangan tanpa ada kesulitan atau masalah, kuda harus berani dan memiliki jiwa besar.

Selayaknya manusia, kuda juga makhluk hidup yang memiliki rasa seperti takut, malu, ragu-ragu, tegang, dan lain-lain. Oleh sebab itu, kuda yang kita gunakan harus yang dapat mengatasi dirinya. Selain itu, memiliki tekad untuk berjuang, bekerja sama dan memiliki ketenangan yang tentu saja dengan bantuan penunggang.

Penunggang berperan untuk memberikan aura positif dan saling mendukung satu sama lain agar tercipta harmoni yang enak dipandang banyak mata pada pertandingan tersebut.

Apa nih rencana ke depan kamu?
Ingin mengembangkan klub berkuda saya dan membuat sekolah berkuda dengan kurikulum yang saya susun berdasarkan peng alaman yang sudah sempat diterapkan ketika membuat unit kegiatan mahasiswa (UKM) berkuda di Universitas Indonesia.

Selain itu, saya ingin jadi penunggang yang mampu memahami partner saya, yaitu kuda dari berbagai sudut pandang psikologi. Target terdekat, menyumbangkan medali emas dalam setiap pertandingan untuk kontingen berkuda Jateng dari cabang saya, eventing. Semoga saya dan kuda yang menjadi partner, dapat melalui segala tantangan dengan maksimal! (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya