Dari Indonesia Hingga Antariksa

Siti Retno Wulandari
20/3/2016 02:15
Dari Indonesia Hingga Antariksa
(Foto-foto: Dok. Plaza Indonesia Fashion Week)

SELALU ada yang menarik dari budaya milik Indonesia, bahkan yang sudah hampir punah, seperti kebaya bali dan tenun setagen yogyakarta yang dihidupkan kembali oleh Didiet menjadi busana siap pakai. Demikian pula padanan corak batik jawa dan sumatra yang dimunculkan Era Soekamto melalui lini Iwan Tirta Private Collection dengan sangat indah.

Seusai berkeliling Indonesia melalui ragam garis potong dan corak, desainer Yosep Sinudarsono mengajak pengunjung bermain ke antariksa dengan suguhan busana yang memiliki warna serupa angkasa, seperti abu dan hitam.

Dalam nuansa monokromatik, hitam dan putih, dan dengan potongan yang bisa dikenakan, wearable, Didiet Maulana menghadirkan koleksi terbarunya yang bekerja sama dengan perajin tenun setagen di Yogyakarta. Didiet memberikan tantangan kepada para penenun yang berusia di atas 60 tahun.

''Ternyata mereka sanggup mengerjakan sesuai dengan warna-warna yang saya minta dan hasilnya bagus. Harga jualnya kalau di Yogyakarta itu hanya Rp20 ribu lo,'' ungkap perancang busana yang melakukan donasi bekerja sama dengan Yayasan Jantung Indonesia di Plaza Indonesia Fashion Week 2016, Senin (15/3).

Kecantikan perempuan Bali dengan busana kebaya yang khas dituangkan Didiet dalam atasan dengan kerah 'v' rendah dan diberi aksen setagen di bagian bawah dada sehingga persis seperti busana babydoll, kebaya khas Bali.

Potongan lain hadir pada luaran dengan potongan lengan yang besar. ''Kebaya bali kan dulu sangat transparan, ya saya tuangkan juga dalam bahan yang transparan. Sudah susah didapat itu kebaya,'' tukasnya.

Mewah, begitulah padanan warna dasar busana lewat warna corak yang didominasi cokelat sogan dan emas. Era Soekamto, selaku Direktur Kreatif Iwan Tirta Private Collection menghadirkan koleksi bertajuk Mahayana. Jika biasanya koleksi batik lebih banyak dominasi corak batik jawa, kini Era menghidupkan kembali corak batik sumatra dan juga jawa dengan asimilasi India dan Tiongkok melalui arsip-arsip sang maestro.

Busana berpotongan seperti kimono diberi tambahan obi (ban pinggang) dengan corak seperti dedaunan berwarna emas kecokelatan. ''Perkawinan budaya saya tuangkan dalam pilihan motif seperti songket Jambi, simbar kendo, modang, hingga pola mandala yang terinspirasi dari India. Ini spesial karena terdapat asimilasi India juga Tiongkok dalam olahan Iwan Tirta ini,'' ujar Era sebelum melakukan presentasi karya.

Sejumlah 18 busana wanita dan enam busana pria hadir dalam palet beragam, seperti merah, hijau, ungu, dan hitam. Kesan mewah terasa dengan penggunaan tinta prada yang juga turut mempertegas ciri khas batik Iwan Tirta. Koleksi wanita didominasi dengan potongan cocktail dress, evening gown dengan siluet A, empire, dan tube. Sementara itu, koleksi laki-laki dihadirkan dalam potongan jas pas dan kemeja pas badan.

Serbuk yang bertebaran di angkasa luar menjadi inspirasi bagi perancang busana, Yosep Sinudarsono. Melalui label bernama Sinudarsono, ia mengeluarkan koleksi bertema stardust.

Selain motif serbuk, terlihat motif nebula dalam rok panjang berpotongan A line dengan sematan bahan transparan berwarna hitam di tengahnya.

Koleksi lainnya berupa jumpsuit warna abu metalik dengan bagian atas dibuat tumpuk silang. Dominasi gaya lainnya berupa cocktail dress, rok flate, juga celana pallazo.

Gaya busana seksi dan mewah dengan permainan aksen cut out dan asimetris menjadi pilihannya. Untuk material, bahan mengilat banyak ia kenakan, seperti jacquard, taffeta, dan silk. (M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya