Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Sebuah studi dari Newcastle University, Inggris dan lembaga konservasi, BirdLife International baru-baru ini memberikan informasi tupaya konservasi global terhadap mamalia dan burung yang ada di Bumi. Melalui studi yang terbit di jurnal Conservation Letters itu, mereka memperkirakan tingkat kepunahan mamalia dan burung meningkat tiga hingga empat kali lebih cepat, terhitung sejak adanya Konvensi Keanekaragaman Hayati dari PBB, pada 1993.
Meski begitu, kabar baiknya ada 48 spesies mamalia dan burung yang terselamatkan dengan adanya upaya konservasi global.
Lynx Iberia, Burung Kondor California, dan Babi Kerdil yang hidup di Assam, India ialah contoh spesies yang terselamatkan berkat adanya program reintroduksi, konservasi berbasis kebun binatang, dan perlindungan hukum formal. Selain itu, ada juga 13 individu liar burung beo kecil dari Puerto Rico yang dilindungi di Pulau Karibia, termasuk kuda Liar Przewalski yang kini hidup mandiri di Mongolia.
Ilmuwan dari BirdLife International, sekaligus pemrakarsa penelitian, Stuart Butchart mengatakan temuan ini menjadi pertanda bahwa komitmen untuk mencegah hilangnya spesies di masa datang sesungguhnya dapat dicapai. Mempertahankan Bumi agar tetap menjadi planet yang sehat dapat menjadi harapan bagi upaya konservasi lainnya.
Adapun studi ini sendiri menggunakan data populasi, tren, ancaman, dan upaya konservasi yang telah dilakukan 137 pakar yang tersebar di berbagai belahan dunia. Dari informasi tersebut, peneliti selanjutnya menyaring daftar panjang dari 17.046 spesies burung dan mamalia di dunia, untuk mengidentifikasi 81 daftar pendek spesies terancam berdasarkan kacamata International Union for Conservation of Nature (IUCN). Berdasarkan rincian itu pula, mereka kemudian mengukur berbagai kemungkinan yang mengancam kepunahan spesies jika tak ada langkah konservasi.
Rekan Butchart dari Newcastle University, Rike Bolam mengatakan temuan ini sangat menggembirakan, terlebih karena populasi beberapa spesies telah pulih dengan sangat baik. "Analisis kami memberikan pesan yang sangat positif bahwa konservasi telah mengurangi tingkat kepunahan burung dan mamalia secara substansial," imbuhnya, seperti dilansir The Guardian.
Kepala Gugus Tugas Komisi Kelangsungan Hidup Spesies IUCN, Phil McGowan yang ikut mengawasi jalannya penelitian menambahkan temuan itu adalah 'secercah harapan'. Meski demikian, ia memberi catatan bahwa kepunahan adalah suatu hal yang tidak boleh dilupakan.
“Kita biasanya mendengar kabar buruk tentang krisis keanekaragaman hayati dan tidak diragukan lagi bahwa kita memang tengah menghadapi, hilangnya keanekaragaman hayati yang belum pernah terjadi sebelumnya karena aktivitas manusia. Hilangnya seluruh spesies dapat dihentikan jika ada keinginan yang kuat untuk melakukannya. Temuan ini adalah seruan untuk bertindak, memberi penjelasan terkait skala masalah, dan apa yang dapat kita capai jika kita bekerja mulai sekarang untuk mendukung konservasi dan mencegah kepunahan," jelasnya. (The Guardian/M-2)
Hutan kota yang diciptakan oleh SBI Pabrik Cilacap ini berlokasi di Jl. Ir. H Juanda, Kelurahan Karangtalun, Kecamatan Cilacap Utara,
Mari kita pelajari bersama ciri khusus beberapa jenis hewan sebagaimana dilansir buku Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas VI yang disusun oleh Ari Pitoyo dan Sri Purwaningtyas.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada 2023 menemukan 49 jenis taksa baru, mulai dari jenis flora, fauna, hingga mikroorganisme.
rumah adat Aceh yang sangat beragam karena berasal dari suku-suku di Aceh sehingga memiliki ciri dan filosofi tersendiri
Garis Weber dan wallace menjadi kunci utama beragam flora dan fauna yang ada di Indonesia.
Spesies invasif, yang sering kali terbawa oleh aktivitas manusia, dianggap memainkan peran utama dalam laju kepunahan global dan penurunan keanekaragaman hayati.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved