Pesona Danau Tolire dan Batu Angus di Ternate

Basuki Eka Purnama
11/3/2016 10:15
Pesona Danau Tolire dan Batu Angus di Ternate
(Micom/Basuki)

TIDAK lengkap jika Anda berkunjung ke Ternate tapi tidak mendatangi Danau Tolire. Danau yang terletak di kaki gunung Gamalama itu memang merupakan salah satu obyek wisata yang ramai dikunjungi wisatawan.

Untuk mencapai Danau Tolire dibutuh waktu kurang lebih 1 jam dari pusat kota. Tapi, tidak ada angkutan umum untuk mencapai Danau Tolire, anda harus menyewa mobil untuk mencapai tempat ini.

Jalan untuk mencapai danau itu cukup mulus dengan banyak pohon pala dan cengkih di sisinya. Di tepi jalan, warga banyak menjemur cengkih milik mereka.

Biaya untuk masuk ke Danau Tolire adalah Rp2.500 per orang dan Rp10 ribu untuk kendaraan roda empat.

Ada aktivitas yang harus Anda lakukan di Danau Tolire yaitu melempar batu ke tengah danau. Warga sekitar menjual batu satu plastik yang berisi lima batu seharga Rp2 ribu.

Pak Koroy, pemandu yang mendampingi Media Indonesia, mengatakan menurut kepercayaan setempat, batu yang dilemparkan tidak akan pernah mencapai tengah danau.

Hal itu, imbuh Koroy, bukan karena kekuatan magis. Menurutnya, karena letak Danau Tolire yang berada di ketinggian dan danau itu sangat dalam sehingga batu itu sudah tertarik kekuatan gravitasi sebelum mencapai tengah danau.

Danau Tolire juga mempunyai legenda yang menarik. Danau itu sebelumnya adalah sebuah desa.

Suatu saat ada perayaan di desa itu dan hampir seluruh warganya mabuk. Saat mabuk itu, kepala desa itu bersetubuh dengan anaknya. Akibatnya, desa itu dikutuk dan tenggelam menjadi danau.

Penjelasan ilmiah soal Danau Tolire juga ada. Dalam buku berjudul Ekspedisi Kompas, Hidup Mati di Negeri Cincin Api disebutkan bahwa Danau Tolire sebelumnya adalah Desa Soela Takomi. Pada 5 September 1775 terjadi genpa yang mengguncang desa itu. Akibat gempa itu, 141 warga bersama desa mereka hilang menyisakan kawah yang mengangga lebar.

Selain Danau Tolire, satu obyek wisata yang harus Anda kunjungi di Ternate adalah Batu Angus. Kawasan yang penuh dengan bongkahan batu berwarna hitam itu terletak sekitar 10 kilometer dari pusat kota dan berada di tepi pantai.

Batu angus itu merupakan hasil muntahan Gunung Gamalama pada 1673. Lahar yang dimuntahkan dari gunung berapi itu mengering dan menghasilkan ladang batu berwarna hitam. Dari Batu Angus, Anda bisa melihat pemandangan Gunung Gamalama serta Pulau Halmahera. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya