5 Jam Menguji Stamina

Hera Kherani
03/5/2015 00:00
5 Jam Menguji Stamina
(MI/ARYA MANGGALA)
USIANYA boleh saja sudah menginjak 54 tahun. Namun, kebugaran Mieske Tio sangat bisa diadu dengan perempuan mana pun yang baru setengah usianya. Dengan serius mengikuti arahan pelatih Brazilian jiu jitsu, Minggu (19/4), lengan kencangnya terlihat semakin kentara. Dengan lihai, dia meninju dan melakukan manuver hook kanan juga kiri.

Secara berpasangan, fokus latihan kali itu lebih banyak pada gerakan mendasar untuk perlindungan diri. Instruktur jiu jitsu sore itu menjelaskan, apabila mendapat lawan laki-laki, amat mungkin perempuan akan kalah jika mengadu kekuatan.

Karena itu, perempuan harus mengandalkan kecerdik­an. Salah satunya ialah dengan mengetahui titik-titik lemah pada tubuh manusia. Dengan pengetahuan tersebut, perempuan punya peluang untuk membebaskan diri meski lengan telah tergenggam keras oleh pelaku.

Mieske pun mendengarkan dengan tekun petunjuk dari instruktur bahwa celah antara jempol dan telunjuk merupakan titik lemah manusia.

Satu sesi latihan jiu jitsu itu berlangsung 45 menit. Setelah berlatih, Mieske rehat dengan menenggak air minum dan mengudap buah-buahan.

Namun, tidak lama kemudian dia sudah bersiap mengikuti jenis latihan lainnya. "Saya komitmen untuk melakukan empat jenis olahraga berbeda dalam kurun waktu 5 jam," ucapnya.

Mieske merupakan satu di antara 800 peserta Nike+ Training Club (N+TC) Tour Jakarta 2015, yang diadakan di Indonesia Convention Center (ICE), BSD City Tangerang, Minggu (19/4). Lima jam latihan diisi dengan berbagai jenis olahraga secara berurutan.

Itu merupakan suatu latihan yang memang tidak lazim dilakukan, bahkan bagi pecinta olahraga sekalipun. Namun, acara itu sengaja dirancang untuk menguji batas kebugaran, khususnya perempuan, karena memang N+TC dikhususkan untuk perempuan.

Setelah mengikuti N+TC, tiap peserta diminta memilih tiga jenis latihan lain. Pilihannya Brazilian jiu jitsu, boot camp, yoga, dan bersepeda statis, setiap latihan berdurasi 45 menit.

Setelah mengikuti latihan N+TC dan Brazilian jiu jitsu, Mieske memilih mengikuti boot camp dan menutup latih­annya dengan yoga. "Urutannya sengaja saya pilih begitu biar ditutup dengan yoga yang lebih santai sekalian pendinginan," jelasnya.

N+TC Tour Jakarta merupakan bagian dari kampanye global rangkaian kegiatan Nike Women untuk memotivasi, menginspirasi, dan menghubungkan perempuan dalam komunitas global lewat kegiatan fisik dan koneksi digital. "Saya mau menguji sejauh mana stamina saya," ujar Agnes, seorang peserta lainnya.

Tidak semua peserta kuat, memang, untuk latihan terus secara beruntun. Beberapa yang kelelahan memilih menepi dan beristirahat, melewatkan kelas latihan yang harusnya mereka ikuti. Akan tetapi, kebanyakan bersemangat seperti Ines yang datang membawa dua temannya, Nova dan Putri. Dengan hari-hari disibukkan pekerjaan, ajang itu sengaja mereka ikuti demi melecut semangat untuk berolahraga lagi. "Kita cari sehat dan semangat berolahraga itu," ujar Putri singkat sambil terburu-buru mengambil tempat latihan di atas sepeda.

Pelatih pribadi

Mendapat arahan langsung dari pelatih olahraga profesional merupakan daya tarik lain dari acara itu. Bagaimana tidak, dalam sesi N+TC saja, latihan dipimpin langsung Marie Purvis yang merupakan Nike Elite Master Trainer. Dia juga dibantu Nike Master Trainer untuk Indonesia, Laila Munaf, dan beberapa pelatih profesional lain. Begitu juga di boot camp, bersepeda, yoga, dan jiu jitsu, semua melibatkan pelatih profesional.

Lebih menarik lagi, meski di acara itu banyak melibatkan pelatih pribadi, sesungguhnya N+TC justru mengenalkan konsep olahraga tanpa harus pergi ke pusat kebugaran. Semua latihan yang didapat di ajang tersebut bisa dipelajari sendiri melalui aplikasi N+TC yang bisa diunduh ke ponsel secara gratis. Baik untuk lari, yoga, membentuk tubuh, menjaga daya tahan, maupun jenis latihan lain, semua bisa dipandu melalui aplikasi tersebut.

Program latihan di aplikasi N+TC dibagi menjadi empat, sesuai dengan tujuan latihannya. Get lean (menjadi ram­ping) merupakan program untuk kardio dengan interval tinggi untuk menurunkan berat badan, get toned (menjadi kencang) melibatkan angkat beban untuk membentuk tubuh, get strong (menjadi kuat) melibatkan lebih banyak beban demi memperkuat badan, dan get focused ialah program latihan 15 menit yang spesifik pada area tertentu. Kebanyakan latihan dalam N+TC tidak menggunakan alat, sekalipun ada alat bantu sederhana semisal barbel. 

"Saya sering lari dan pakai aplikasinya untuk mengukur kemajuan saya tiap kali lari, selain itu juga suka pakai latihan yang get strong," aku Meiske yang rutin latihan N+TC sendiri di rumah empat kali seminggu. Sementara itu, Ines yang baru mengenal aplikasi itu sejak mendaftar acara N+TC Tour Jakarta terpuaskan oleh panduan yoga yang ditawarkan di dalamnya. Aplikasi itu bisa memprediksi jumlah kalori yang dibakar, memandu gerakan dalam kurun waktu yang diatur.

Jika Anda tipe yang bosan bolak-balik ke pusat kebugaran dan ingin menikmati olahraga sendirian di rumah, tetapi dalam arahan pelatih yang ahli di bidangnya, mungkin aplikasi ini bisa menjadi pilihan. Ini serasa memiliki pelatih pribadi dalam genggaman tangan, tanpa bayaran mahal. (M-3)

miweekend@mediaindonesia.com



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya