KETIKA gempa dahsyat berkekuatan 7,8 pada skala Richter mengguncang Nepal, pekan lalu, seorang anak perempuan berusia 9 tahun sedang bersiap-siap menerima para pemuja di Rumah Kumari di Alun-Alun Durbar di Kota Kathmandu.
Bumi pun berguncang. Kuil-kuil kuno dan patung-patung runtuh. Gumpalan debu terhempas ke udara. Namun, rumah yang dibangun pada 1757 itu utuh. "Lihatlah sekitar. Rumah ini utuh. Ada sedikit retak, tapi tidak ada dampak besar. Bahkan di bagian dalam tidak ada benda yang jatuh. Semuanya baik-baik saja," ucap Durga Shakya, 55, penjaga rumah.
Anak perempuan itu ialah Kumari, sosok yang diyakini warga sebagai perwujudan Dewi Durga atau Taleju, dikenal sebagai dewi pemberani. Di Nepal, ada sekitar 11 Kumari, tapi Kumari di Kathmandu dianggap yang paling penting.
Setiap periode tertentu, seorang anak perempuan dari kasta tertentu dipilih sebagai Kumari lewat kriteria ketat, termasuk yang disebut ‘badan tanpa cacat, dada seperti singa, dan paha seperti rusa’.
Kumari diisolasi di rumah khusus dan hanya muncul ke publik pada hari besar kepercayaan masyarakat. Pada hari besar itu, ia diarak ke penjuru kota dengan balutan kostum seremonial. Status Kumari harus dilepas saat anak perempuan itu mengalami menstruasi lalu penggantinya dicari.
Gempa besar di Nepal, seperti kata Durga Shakya tadi, tidak memengaruhi Rumah Kumari atau Kumari Ghar di Kathmandu. "Kumari melindungi kami," ucapnya.
Perawat Kumari, Kamal Tara Shakya, 48, mengaku sedang berada di dapur saat gempa melanda. "Saya berlari ke arah dia (Kumari) dan memangkunya. Kami bersama yang lain berkumpul lalu berdoa. Kumari diam saja, tapi dia tidak terlihat takut sama sekali," kisah Kamal.
Bagi warga Kathmandu lain, Anupa Shrestha, 28, berkat Kumari lah banyak warga selamat dari gempa terburuk yang melanda Nepal sepanjang 80 tahun.
"Saya percaya dia lah yang telah melindungi kami," kata ibu rumah tangga itu. Dia sengaja datang untuk memberikan penghormatan kepada Kumari di Rumah Kumari di Kathmandu. "Sungguh menakjubkan, rumah ini baik-baik saja seperti tidak pernah terjadi gempa. Itu menunjukkan kekuatannya," ucapnya.
Kemarin, otoritas Nepal menyatakan peluang menemukan korban yang masih hidup di bawah reruntuhan bangunan sudah sangat kecil. Jumlah korban tewas hingga berita ini diturunkan tercatat 6.621 jiwa. (AFP/Haufan H Salengke/I-1)