Gaun Perayaan Cinta

GAUN malam dan gaun pengantin umumnya sangat menonjolkan sisi feminin dan romantisme. Di tangan tiga desainer Tanah Air, Fetty Rusli, Imelda Kartini, dan Auguste Soesastro, bahasa romantis itu ditunjukkan dengan cara berbeda. Meski begitu, baik dengan tampilan yang clean maupun penuh detail, ada kekuatan teknik maupun inovasi yang prima

Fetty Rusli

Bahagia, banyak lika-liku yang harus dilewati oleh setiap pasangan. Hal tersebut persis seperti labirin, yang diwujudkan Fetty pada dekorasi panggung presentasi di Hotel Mulia, Senayan. Fetty juga memberikan gimmick pada presentasinya, tetapi dengan menghadirkan drama percintaan namun kegiatan model lainnya tetap berjalan. Material duchess, organza, dan tulle menjadi pilihan Fetty untuk memberikan kesan yang elegan dan mewah.

Efek Outer
Gaun kuning dengan ruffl es di bagian depan itu tampak seperti dilapisi luaran (outer) berwarna senada. Jika ditilik lebih detail, kesan luaran itu hanyalah permainan potongan saja, padahal menyatu dengan gaun yang diberi pemanis seperti ikat pinggang dari kumpulan potongan bunga.

Teknik Microfiber Laser-Cut
"Saya ingin menciptakan motif sendiri. Lalu di laser cut kemudian ditempel dan diberikan manik-manik sebagai pengikatnya. Teknik ini juga sebagai penmgganti penggunaan renda," ujar Fetty saat konferensi pers tentang karyanya yang bertema A Maze, Jakarta, Jumat (26/2). Seperti pada gaun pendek berwarna ungu, yang diberikan detail potongan bunga-bunga dan ditempel mulai bagian pinggang. Fetty juga memberikan aksen lipit di bagian belakang pinggang hingga samping. Rancangan itu mirip dengan karya label ternama dunia, Chanel, yang gaunnya dikenakan aktris Daisy Ridley pada ajang Oscar Awards beberapa waktu lalu.

Motif pada Gaun Pengantin
Hal lain yang tidak biasa ialah penggunaan motif untuk gaun pengantin. Ini seperti pada ballgown berwarna pink dengan motif print lukisan perempuan era Victoria. Imelda menjelaskan melakukan teknik printing pada kain lain yang kemudian digunting dan disusun pada busana yang sudah jadi. "Ada efek tiga dimensi karena saya menyusun ulang apa yang sudah saya cetak di material lain. Lalu beri sentuhan bordir disekelilingnya dan juga permainan kristal," ujar Imelda yang membutuhkan waktu hingga 3 minggu untuk menghasilkan print yang sesuai.

Imelda Kartini
Romantisme puisi di masa kejayaan Victoria diterjemahkan Imelda dalam 20 koleksi busana dalam Bazaar Bridal Week 2016 di Ritz-Carlton Pasifi c Place. "Palet saya gambarkan
sebagai representasi kesucian, emas untuk kekuasaan, sementara merah jambu sebagai lambang cinta," tuturnya dalam peragaan di Jakarta, Minggu (28/2).

Cubist Cut
Dari kejauhan gaun pengantin tersebut tampak biasa saja, putih polos tanpa akses apa pun. Namun, begitu melihat lebih dekat, busana pengantin dengan potongan kemben itu terdiri dari potongan beberapa kotak yang dijahit menjadi satu. Seperti susunan kotak-kotak, dengan aksen jahit yang kentara di antara satu dan lainnya

Auguste Soesastro
Kesederhanaan namun menyimpan tampilan. Meski begitu, di baliknya ada teknik pola dan jahit tingkat tinggi, begitulah ciri khas busana rancangan Auguste Soesastro. Hal ini pula yang Auguste tonjolkan pada gaun pengantin maupun gaun semi formal yang ia persembahkan di acara tersebut.

Batik
Auguste tidak pernah lupa mengangkat budaya Indonesia. Kali ini ia banyak menggunakan kain batik sebagai celana dan rok. Kain yang ditampilkan tetap autentik itu, baik dengan hanya dililit sebagai rok ataupun celana, dipadukan dengan blus dan luaran. Pada kedua atasan itu, Auguste tampak bermain dengan bentuk kerah, baik dengan garis berdiri maupun kotak.

Crop Tee dan Mullet Tumpuk
Salah satu paduan megah dan elegan dari palet itu ada pada gaun mullet tumpuk berwarna pink dengan bordir emas. Siluet a-line pada bagian mullet yang berada di luar dengan siluet gaun lurus di dalam menghasilkan tampilan gaun yang unik dan elegan. Ada pula gaun pengantin dengan rok lebar berpadu model crop tee. Model itu memberikan nuansa
segar dan muda pada pengantin. (M-3)