Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
RAUT serius tampak di wajah para mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta dalam workshop jurnalistik di Gedung Book Store Kampus Terpadu. Dengan saksama mereka memperhatikan materi sambil sesekali mencatat. Materi jurnalistik yang tengah mereka pelajari pagi hingga siang, Jumat (4/3), ialah cara menulis opini yang sesuai dengan kaidah jurnalistik. Acara itu diadakan UII bersama Media Indonesia. Materi pelatihan disampaikan langsung oleh Direktur Pemberitaan Media Indonesia, Usman Kansong. Sebagian dari mereka mengaku tertarik dengan dunia penulisan jurnalistik karena memang ingin bercita-cita menjadi penulis. Namun, ada pula yang sengaja belajar penulisan jurnalistik untuk menunjang kemampuan keilmuan mereka agar mampu menyampaikannya ke dalam tulisan yang bisa dimengerti orang lain.
Dua hari
Acara yang berlangsung lebih dari 2 1/2 jam itu mengupas berbagai hal tentang cara penulisan opini di surat kabar. Anggota dewan redaksi Media Group itu pun menyampaikan banyak hal terkait dengan isi dapur media massa, baik cetak, daring, hingga elektronik. Pelatihan penulisan jurnalistik dengan pemateri Usman Kansong dilakukan dua hari, Kamis dan Jumat. Pada Kamis, pelatihan diikuti dosen, sedangkan pada Jumat diikuti mahasiswa. Materi yang disampaikan pun memantik para mahasiswa yang datang untuk bertanya. Berbagai pertanyaan kritis pun muncul dari para mahasiswa, mulai cara mendapatkan motivasi menulis, proses penggalian ide, pemilihan kata, proses edit, hingga etika dalam tulisan opini. Choirul Umam, misalnya, mengaku memiliki hambatan pada saat memulai menulis. "Ada hambatan yang saya alami ketika awal menulis. Saat menulis paragraf pertama dan saya baca lagi, saya temukan ada kesalahan. Apakah saya mengedit tiap selesai menulis satu paragraf atau saat semua sudah jadi baru diedit?" tanya Choirul.
Beda halnya dengan Suci Ramadhani yang mengaku sering buntu saat di tengahtengah penulisan. “Bagaimana merangkai tulisan ide-ide sehingga menjadi tulisan opini?” tanya Suci. Tantangan paragraf pertama Dalam menanggapi pertanyaan Choirul Umam, Usman menyampaikan paragraf pertama memang sering menjadi persoalan bagi penulis. Namun, setelah paragraf pertama (lead) jadi dan kuat, bagian-bagian selanjutnya akan sangat mudah ditulis. "Lead harus dipikirkan betul-betul. Ke bawahnya nanti akan mengalir begitu saja. Kalau dirasa ada yang tidak enak, sempurnakan dulu," kata dia. Untuk membuat parag raf pertama yang kuat, lanjut dia, kiatnya ialah menuliskan langsung sikap kita terhadap sebuah persoalan. Namun, jika lead-nya tidak juga ditemukan saat proses penulisan, kata dia, cara yang bisa dilakukan ialah menuliskan fakta-fakta dan argumentasi yang akan disampaikan. Setelah itu, inti baru dicari dalam kalimat pertama.
Saat menjawab pertanyaan Suci, Usman mengatakan kesulitan merangkai kata yang akan disampaikan merupakan persoalan yang acap dihadapi para pemula. "Kiatnya yang bisa dicoba, yaitu tulis pokok-pokok gagasan. Setelah itu, baru kita rantai-rantai pokok-pokok gagasan itu," kata dia. Namun, ada kalanya ide pokok-pokok gagasan muncul tiba-tiba, misalnya, ketika kuliah. Ketika punya gagasan, kata dia, catat saja di ponsel, baru dikembangkan. Kebiasaan itu bisa dilakukan karena tidak semua hal bisa diingat. perpustakaan hingga warung kopi Usman juga menyampaikan, untuk memperlancar mengeluarkan gagasan, ada kalanya seorang penulis membutuhkan faktor pendukung, misalnya lingkungan yang tenang, minum kopi, teh, atau menulis di perpustakaan. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya, selama proses menulis, kita juga mencoba mencari faktor pendukung yang bisa membantu memperlancar gagasangagasan yang akan disampaikan. Verba volant, scripta manent, yang diucapkan akan hilang, yang ditulis akan abadi!(M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved