Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
SUATU kunjungan ke ‘Negeri Kanguru’, begitu membekas di benak Yunarto Wijaya. Direktur Eksekutif Charta Politika itu terkesan dengan sebuah gereja katedral kuno yang sempat ia datangi.
Atap tinggi, pintu-pintu melengkung, terlebih suasana gotik dari gereja itu ingin terus ia nikmati. Maka, jadilah ia sematkan unsur-unsur itu di kediamannya.
"Awalnya itu, ketika saya dengan istri sedang berlibur di Australia dan melihat sebuah gereja katedral tua yang konsep gotiknya itu masih terasa. Nah, jadi saya mau coba terapin itu ke rumah, namun dengan suasana yang lebih terang dan tentunya homey," ungkap Yunarto di kediamannya, kepada Media Indonesia, Selasa (16/2).
Hunian bernuansa gereja itu kini berdiri indah di Pulo Mas, Jakarta Timur. Di atas tanah seluas 300 meter persegi, bangunan seluas 450 meter persegi dua lantai itu berdiri kukuh didominasi warna putih dan hitam. Mulai dari pagar rumah, nuansa gotik telah hadir lewat pintu besi berwarna hitam dengan ornamen khas abad pertengahan.
Dibalik pagar menjulang ilusi pintu gereja yang tinggi hingga hampir mencapai atap yang berbentuk piramida. Pintu rumah yang tersusun dari bilah-bilah kayu tebal itu sesungguhnya bertinggi 3 meter, tetapi ilusinya menjadi lebih tinggi karena jendela lengkung jangkung di atasnya.
Jendela besar itu pula yang menjadi perwujudan akan konsep gotik yang terang. Dari jendela itu sinar matahari berlimpah ke dalam rumah.
Memasuki rumah, nuansa gereja tetap kental di ruang tengah. Di dinding yang menjulang hingga ke atap terdapat pintu besi lain dengan jendela lengkung di kiri dan kanannya.
Baik pintu besi maupun kedua jendela sesungguhnya hanyalah ornamen. Yunarto mengatakan penggunaan ornamen yang mengesankan adanya ruangan lain di bagian atas itu merupakan ide sang istri.
"Jadi di tembok itu seakan seperti ada rumah lagi karena ada pintu dan jendela di kanan kirinya," sambung ayah tiga anak ini. Kesan gotik ruangan itu pun makin lengkap dengan lampu gantung berbentuk lingkaran dengan ornamen lilin-lilin besar.
Kreasi sang istri juga terlihat di langit-langit rumah yang sengaja diukir menyerupai ornamen gereja. Ditambah lagi ukiran tembok menyerupai pagar yang menjadi pembatas antara lantai dua dan lantai bawah.
Di sisi lain, kesan ceria muncul dari balik dinding yang berbentuk seperti perapian. Dinding itu sesungguhnya berfungsi sebagai pembatas antara ruang keluarga dengan ruangan main anak.
Di ruangan tersebut berbagai mainan dengan ukuran kecil dan besar tersusun rapi. Di sisi tembok lain, Yunarto juga menyusun secara rapi karya-karya tulisan dan gambar yang sudah anaknya buat di sekolahan.
"Awalnya saya mau buat ruang main di atas, namun sulit diawasi. Jadi, saya buat tepat di tengah rumah agar mudah diawasi," jelasnya.
Paduan masjid
Yunarto juga sengaja membedakan tampilan di setiap bagian ruangan rumahnya supaya menciptakan suasa tersendiri di tiap-tiap ruangnya. Hal itu terlihat dari sudut rumah bagian ruang makan dan dapur yang ukiran tembok banyak menggabungkan konsep gereja di negeri Eropa dan masjid di Asia dan Afrika.
"Istri saya suka menggabungkan dua konsep gereja dan masjid. Di dapur, kita banyak menggunakan ukiran-ukiran tembok dengan konsep desain negara Maroko dengan bentuk kubahnya," terang pria berkacamata ini.
Konsep gotik kembali ditonjolkan pada bagian lantai dua rumah. Tegel berwarna hitam dan putih begitu selaras dengan beberapa pajangan foto-foto hitam putih dirinya bersama dengan istri dan ketiga anaknya.
Sementara itu, kesukaan pasangan suami istri ini terhadap barang antik terlihat dari adanya mesin pemutar lagu, alat permainan, hingga telepon kuno yang dipajang di berbagai tempat.
Di lantai dua terdapat pula sebuah ruangan perpustakaan mini yang diakui Yunarto sebagai tempat favoritnya bersantai. Kesan gotik tidak ketinggalan hadir lewat terali besi hitam dengan ornamen rumit.
"Nah, ruangan ini merupakan tempat santai saya untuk membaca dan bekerja. Jadi, juga sengaja saya tempatkan satu kursi santai di tengahnya agar saya bisa membaca dengan tenang," sambung pria berkacamata ini.
Soal taman yang tampak menjadi bagian terkecil di hunian itu, Yunarto bersiap mengubahnya. Dalam waktu dekat ini ia akan menggabungkan hunian di sebelah rumahnya itu untuk dijadikan ruang keluarga baru dan taman hijau terbuka. Dengan begitu, sebentar lagi kediaman itu tidak hanya gotik, tetapi juga asri. (M-3)
miweekend@mediaindonesia.com
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved