Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SETIAP tahun berganti, tren fesyen juga mengalami pergantian. Para pakar fesyen menerjemahkan berbagai fenomena yang ada di masyarakat ke dalam potongan, warna, hingga motif pada busana.
Tahun ini, sejumlah pakar fesyen Indonesia memilih mengambil inspirasi dari isu kemanusiaan. Dewan Penasihat Indonesia Fashion Chamber (IFC) sekaligus peneliti fesyen Indonesia Trend Fashion (ITF) 2021/2022, Dina Midiani, mengungkapkan jika sisi kemanusiaan menjadi pendorong utama untuk tren fesyen mendatang yang menggambarkan definisi cinta, kepedulian dalam perspektif yang lebih global, yaitu kepada lingkungan dan sosial.
Berbicara dalam bincang-bincang Trend Forecasting di hari pertama ajang Muslim Fashion Festival (Muffest) 2020 di Jakarta, Kamis (20/2), Dina menjelaskan jika dari isu besar itu lahir empat konsep besar tren fesyen. Mereka ialah essentiality untuk kelompok orang-orang yang peduli, spirituality untuk kelompok yang sejak dulu peduli karena telah menjadi bagian budaya mereka, exploitation untuk mereka yang sebatas ikut-ikutan, dan exploration yang menggambarkan orang yang memanfaatkan teknologi untuk kelangsungan hidup ke depan.
Secara perinci, tema essentiality menunjukkan gaya yang minimalis atas dasar kesadaran untuk tidak berlebihan. Tampilan busana yang tampak, yaitu bersih, tenang, terkendali, dan simpel ala anak urban, retro, dan autentik. Potongan pakaiannya akan longgar dengan warna terang, lembut, segar, pucat, dan natural. “Disertai dengan motif yang naive atau apa adanya,” kata Dina.
Konsep kedua berasal dari kelompok orang yang telah sejak dahulu melakukan kepedulian terhadap lingkungan dan sosial. Dalam lingkup Indonesia, dia merujuk kepada suku Asmat dan lainnya yang sejak dahulu telah menjalani kehidupan sadar lingkungan.
Karena mengacu pada kearifan lokal, pakaian mereka akan mencirikan budaya. Namun, dalam tren ini, terjemahan gaya itu bisa berwujud gaya klasik, gaya irregular karena alami, dan juga menggunakan bahan-bahan alam tanpa banyak proses pengolahan. “Dari motifnya banyak unsur etnik dan pekerjaan tangan, di antaranya rajutan,” kata lanjut Dina.
Sementara itu, gaya exploitation berwujud tampilan maksimal, hiperbolis, dan serbamenonjol. Warna-warna yang hadir dalam pakaian sangat berkilau dan mantap. Potongannya ada yang longgar dan kebesaran. Motifnya berupa bunga dan binatang dalam ukuran berlebihan.
Terakhir, kelompok konsumen exploration, mereka yang berpikir jauh ke depan. Mereka memanfaatkan teknologi untuk kelangsungan hidup ke depan. Gaya ini tergolong eksentrik, augmented, dan berbasis teknologi.
“Stylenya adalah pemimpi, beyond nature, paranoid, dan absurd. Bentuk-bentuknya akan multifungsi, warnanya hologram, kabur, dan banyak ornamen olah bahan dengan pemakaian teknologi,” tukas Dina. (Try/M-1)
Untuk seragam defile kontingen Indonesia di Olimpiade Paris 2024, Didit Hediprasetyo memasukkan siluet kebaya kutubaru yang dipadankan dengan celana palazzo putih.
Di koleksi terbaru Sebastian Gunawan Signature, teknik lipat kertas digunakan untuk mencipta siluet kimono dan bentuk-bentuk kepompong.
Kali ini terinspirasi dari buku ilustrasi bunga-bunga dan Era Regensi Inggris, Biyan menyuguhkan koleksi yang mengawinkan kenaifan, kemewahan, dan kesan boyish.
Pesona bercerita tentang kekaguman Basboi terhadap pesona perempuan-prempuan mandiri yang ia kerap temui di kota besar.
Pada perhelatan International Modest Fashion Festival (IN2MF) Kuala Lumpur, sejumlah label Indonesia menyuguhkan koleksi modest yang elegan dengan motif tribal dan kain-kain adati.
Teknik draping tanpa potong yang dilakukan Priscilla Saputro membuat busana koleksinya tidak hanya untuk dikenakan, tapi juga sebagai koleksi kain.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved