Warga Diimbau Tinggalkan Kantong Plastik

Fetry Wuryasti
14/2/2016 09:15
Warga Diimbau Tinggalkan Kantong Plastik
(Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup/Grt)

Indonesia diprediksikan berhasil menerapkan Program Plastik Berbayar. Berdasarkan survei terhadap 800 responden, sekitar 80% di antaranya siap meninggalkan kantong plastik.

"SAYA mulai membiasakan diri membawa tas belanja sendiri," kata Yanti, seorang ibu rumah tangga di Jakarta, ketika kepadanya ditanyakan soal Program Plastik Berbayar yang mulai berlaku pekan depan.

Seperti halnya Yanti, Nurlela, ibu rumah tangga di Karawang, mengajari anak-anaknya untuk menyiapkan tas lipat setiap hendak berbelanja di pasar swalayan. "Ini bukan soal kebiasaan, melainkan bagaimana upaya kita mengurangi pemakaian plastik yang merusak lingkungan. "Yanti dan Nurlela sama-sama berharap cara mereka diikuti para ibu rumah tangga lain. Ibu rumah tangga merupakan pengguna terbanyak tas belanja berbahan plastik yang oleh pemerintah, penggunaannya hendak diredam mulai Minggu (21/2).

Koordinator Harian Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) Rahyang Nusantara berharap masyarakat mendukung dan memastikan program tersebut berjalan. "Indonesia berpotensi berhasil. Wales pada 2011 menerapkan kantong plastik berbayar. Imbasnya, dalam setahun terjadi pengurangan sampah plastik hingga 78%. Washington DC juga menerapkan plastik berbayar pada 2009. Hasilnya, ada penurunan sampah plastik hingga 80% di tahun berikutnya.

"Di Indonesia, lanjut Rahyang, survei GIDKP terhadap 800 responden menunjukkan 80% di antaranya akan membawa kantong belanja sendiri saat berbelanja. "Pengusaha ritel harus mendukung karena paling siap secara sistem."

Pelaksanaan bertahap

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk tidak keberatan dengan ketentuan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia terkait Program Kantong Plastik Berbayar. Menurut Corporate Communication Alfamart Bandung Muhammad Afran, konsumen yang membutuhkan kantong plastik dikenai biaya Rp200 per lembar. "Kami dukung niat pemerintah mengurangi sampah plastik di Tanah Air. Semoga masyarakat merespons positif.

"Pemkab Karawang bahkan sudah menerbitkan surat imbauan kepada pedagang di pasar dan pemilik warung nasi untuk mengurangi sampah plastik. "Kalau diganti kertas tidak efektif. Kami harap masyarakat tidak lagi menggunakan kantong plastik," kata Sekretaris Daerah Karawang Teddy Ruspendi Sutisna, kemarin.

Tidak terkecuali Pemkot Sukabumi. Menurut Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kota Sukabumi Adil Budiman, dinas koperasi perindustrian dan perdagangan yang memberikan informasi kepada usaha ritel dan swalayan. "Program yang bagus untuk mengurangi sampah plastik rumah tangga di Sukabumi."Kantor Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya pun melakukan upaya tersebut. Itu sebagaimana disampaikan staf Dinas Lingkungan Hidup Tasikmalaya Wiwin. "Kami sudah menyosialisasikannya kepada masyarakat. Kami juga mengimbau warga mengumpulkan sampah plastik sebelum dibuang ke tempat pembuangan akhir.

"Di sisi lain, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengakui pihaknya sudah menerbitkan peraturan untuk membatasi penggunaan kantong plastik tersebut. "Pelaksanaannya bertahap. Toko ritel, supermarket, dan minimarket terlebih dulu. Pedagang di pasar menyusul kemudian.

"Ketua Forum Komunikasi Kabupaten Pasuruan Sehat Muslim Mustajab memiliki cara menyosialisasikan kepada masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik. "Kami mengawali dari warga di pegunungan agar tidak membuang sampah ke sungai apalagi jenis plastik. Kalau dari hulu bisa dikurangi, warga di dataran rendah akan mengikuti. Untuk mengelola limbah plastik dibutuhkan partisipasi warga." (Ric/CS/DG/BB/AD/LN/AB/X-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya