SELAMA ini anjing dikenal sebagai hewan yang pandai dan setia kepada tuannya. Berdasarkan penelitian terbaru anjing bahkan bisa mendeteksi kanker prostat yang diderita manusia dengan tingkat akurasi mencapai 98%.
Sebulan lalu, para ilmuwan mengumumkan seekor anjing gembala Jerman bernama Frankie dapat mendeteksi kanker tiroid melalui sampel urine dengan tingkat ketepatan 88%. Baru-baru ini, dua anjing gembala Jerman lainnya dilatih mendeteksi kanker prostat dan mendapatkan hasil dengan tingkat akurasi yang tinggi yaitu 98,6%. Hasil penelitian itu bisa dibaca di TheJournal of Urology.
Selama ini orang banyak yang memanfaatkan indra penciuman anjing yang luar biasa sensitif, untuk mencium substansi ilegal, menemukan orang hilang, bahan peledak, bahkan menemukan benda-benda elektronik terlarang yang disembunyikan tahanan di penjara.
Sepertinya kita akan mendapatkan satu manfaat lagi karena hasil penelitian yang dilakukan para ilmuwan baru-baru ini membuktikan penciuman anjing dapat membantu kita mendeteksi beberapa jenis kanker pada manusia, hasilnya pun sangat akurat.
Kanker prostat merupakan penyebab utama kematian pada pria. Baru-baru ini kanker prostat dapat terdeteksi melalui uji darah untuk menemukan protein prostate-specific antigen (PSA). Protein PSA dihasilkan sel-sel kelenjar prostat. Protein itu hanya sedikit terdapat dalam darah. Bila terjadi peningkatan jumlah protein, bisa dicurigai terdapat kanker prostat.
Peradangan atau infeksi saluran pencernaan dapat meningkatkan kandungan PSA dalam darah, tetapi tidak dapat cukup diandalkan untuk memastikan ada atau tidaknya indikasi kanker prostat, diperlukan uji fisik dan invasif seperti biopsi jaringan.
Sejauh ini belum ada uji kanker prostat yang mengeluarkan hasil yang akurat sehingga para ilmuwan berupaya mencari cara lain dan sebagian ilmuwan mengalihkan perhatian mereka kepada detektor alami yang sudah sangat terkenal, yaitu indra penciuman anjing.
Dalam hasil penelitian pendahuluan diketahui, anjing dapat mengendus materi kimia yang terkandung dalam urine pria pengidap kanker prostat. Lalu para peneliti dari the Humanitas Clinical and Research Center, Milan, pun memutuskan untuk mempelajarinya dengan melakukan uji akurasi atas kemampuan penciuman pada anjing.
Dalam penelitian mereka menggunakan dua anjing gembala Jerman betina yang biasa mengendus bom. Mereka melatih anjing tersebut untuk mengidentifikasi senyawa kanker prostat pada sampel urine, kemudian menguji kemampuan kedua anjing itu terhadap 362 pasien pengidap kanker dan 540 orang yang tidak mengidap kanker atau tumor nonprostat. Para peneliti menemukan dari 100% sampel yang diberikan kepada salah seekor anjing, hanya 7 sampel yang salah teridentifikasi. Anjing kedua berhasil mengidentifikasi secara tepat 98,6% sampel dan salah mengidentifikasi 13 sampel kanker nonprostat. (iflsience/Grt/Zuq/L-2)