Menyebarkan Semangat Positif

MI
24/1/2016 16:15
Menyebarkan Semangat Positif
(MI/Arya Manggala)

SEPERTI halnya Andy, anak muda lainnya yang menekuni jasa mural ialah Billie Yala Yala. Pria berusia 31 tahun itu awalnya berprofesi sebagai manajer sebuah band bernama Kunokini. Dia juga tak punya latar belakang pendidikan seni lukis. "Saya cuma hobi menggambar," ujar pria lulusan program penyiaran di sebuah universitas di Jakarta itu saat ditemui di sebuah rumah makan (Waroeng Solo) di bilangan Jakarta Selatan, Rabu (20/1).

Billie menuturkan sewaktu kuliah dia banyak bersentuhan dengan berbagai komunitas gambar dan desain. Dari situlah ia mulai kenal dan mengikuti perkembangan seni visual. "Memang buat lebih ke hobi aja," terangnya.

Setelah lulus kuliah, Billie malah sempat berkecimpung di dunia musik terlebih dahulu. Di beberapa kali pentas musik, ia sempat menjadi MC ataupun pengisi acara. Di situlah ia tanpa sengaja menemukan kata yala-yala. Akhirnya kata itu sekarang malah disematkan di belakang namanya dan menjadi merek dagang untuk karyanya. "Ya sudah saya mikir yala-yala jadi payung saya saja," ujarnya tertawa.

Pengalaman jalan-jalan gratis plus dibayar yang didapati Billie kala menjadi manajer band ternyata juga berlaku dalam bidang jasa mural yang kini ditekuninya. Pada November 2015, misalnya, Billie mendapat undangan ke Bali untuk membuat gambar di sebuah mal. Billie terkaget saat semua akomodasi, penginapan, sampai konsumsi ditanggung pengundang. Saat itu dia diminta untuk menggambar dinding sebuah mal (Park23) di Tuban, Bali.

Di medium dinding selebar 6 x 6 meter, ia mampu selesaikan selama tiga hari. Ia mengaku sangat menikmati proses lukisnya. Ia merasa terkesan dengan profesi jasa mural saat beberapa pengunjung menghampiri untuk sekadar melihat proses lukis atau bahkan untuk meminta kontak.

Diakui Billie, akun medsos miliknya sangat membantu pengenalan karyanya. Terbukti Billie diundang memural dinding sampai ke Bali juga karena gambar yang diuanggahnya. Pihak klien tertarik dengan gambar Billie yang dipajang di medsos.

"Mereka lihat Instagram saya. Jadi, mereka sudah tahu karakter dan model gambar saya gimana," terangnya.

Sejak kecil Billie mengaku sudah hobi menggambar. Di kala senggang ia selalu merasa gatal. Kertas kosong di dalam tas seolah memanggil menyeru tangannya untuk menari di atasnya. Sebab itu, selalu ada kertas menyertai Billie. Tak puas dengan kertas, Billie mencoba medium lain, seperti kanvas dan tembok. Ia lalu mendokumentasi buah karyanya dalam akun medsos milinya (Yala-yala).

Melalui gambar Billie menyebar semangat positif. Itulah sebabnya banyak di antara karyanya bermuatan figur orang tersenyum, beramah, ataupun sekadar bersapa.

Billie memang terhitung baru menjejak kaki di bidang jasa mural. Sejak memulai pada 2014 sampai saat ini, sudah lebih sepuluh proyek yang ia kerjakan selama kurun itu.

"Sebenarnya baru dua tahun ini terjun untuk jadi artis mural," terang Billie.

Meski baru menapak sebentar di dunia jasa mural, Billie tampaknya tidak akan mundur dari profesi yang telah dipilihnya itu karena hasrat untuk 'jalan-jalan naik gambar'. Karena nyaman dalam proses, ia kukuh di jalur ini. "Ada apa pun, enggak ada apa pun, saya tetep melakukan kegiatan ini," tandasnya. (Zuq/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya