PENTAS drama musikal ‘Flowers of Asmat†yang ditampilkan NUANSA Cultural Production di University Cultural Center, National University of Singapore (NUS), Minggu (4/10) memukau penonton. Aplause dari sekitar 1300 penonton yang sebagian besar mahasiswa NUS bergemuruh setiap babak pementasan berakhir.
Para penonton menilai penampilan para personil pentas drama musikal yang merupakan mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang belajar di NUS tersebut sangat mengesankan dan luar biasa. “Pertunjukkan sangat bagus. Sayang sangat senang dengan penampilannya,†ungkap Michelle Peh, mahasiswi NUS asal Singapura yang menonton pementasan tersebut.
Dia mengaku kagum dengan konstum, tata panggung dan properti yang ditampilkan dalam drama musikal tersebut. “Benar-benar baik, indah dan cantik,†ungkapnya.
Pujian serupa juga dilontarkan seorang mahasiwa NUS asal Singapura lainnya. “Sungguh menarik dan sangat bagus,†ucapnya. Dia mengaku sangat menikmati pertunjukan tersebut.
Flowers of Asmat menampilkan budaya Papua khususnya suku Asmat. Pementasan ini mengadaptasi kisah dalam novel Ani Sekarningsih , “Namaku Tewerautâ€.
Produser Flowers of Asmat Justin Hadinata mengatakan pementasan ini bertujuan untuk mengenalkan Indonesia kepada masyarakat Singapura bahwa Indonesia bukan hanya Bali, akan tetapi tersebar tersebar dari Sabang sampai Merauke. “Indonesia sangat kaya dengan kekayaan alam, budaya dan lainnya. Pemetasan ini untuk menunjukkan betapa kayanya Indonesia,†ujarnya.
NUANSA merupakan pertunjukan seni yang ditampilkan oleh NUANSA Cultural Production, komunitas seni yang anggota-anggotanya adalah mahasiswa dan mahasiswi Indonesia yang tengah studi di National University of Singapore (NUS). Jack Steven, External Affairs Head, NUANSA menggelar pertunjukan seni setiap tahun. Pentas Flowers of Asmat merupakan pertunjukan ke-8 yang digelar oleh NUANSA. (M-6)