CARA diet semakin beragam, tapi tentu harus dilakukan dengan penuh kesadaran, bukan sekadar ikut tren. Diet Paleo, salah satu cara yang sedang banyak dilakoni oleh masyarakat dunia, termasuk Indonesia.
Pada intinya, asupan makanan persis seperti leluhur kita di masa lalu, yakni sayur, buah, hingga protein hewani. Sementara produk olahan harus ditanggalkan, seperti susu dan keju. Asupan karbohidrat pun dipangkas, berbekal pada protein dan lemak.
Penulis buku The Hormone Cure, Dr Sara Gottfried mengatakan masyarakat saat ini lebih mudah menemukan daging, tetapi mengandung banyak hormon. Karena itu, ia menyarankan untuk memilih daging organik. Diet paleo memasukkan 39% asupÂan harian yang berasal dari lemak lebih besar dibanding rekomendasi United States Department of Agriculture, yaitu 35%.
“Konsumsi lemak sehat, seperti potongan daging tanpa lemak, ikan, minyak kelapa, dan kacang-kacangan, itu pilihan baik,†ujar ahli gizi dan juru bicara American Academy of Nutrition and Dietetics (AND) Jim White.
Sebuah penelitian European Journal of Clinical Nutrition menyebutkan, orang yang menjalani diet paleo secara signifikan mampu mengurangi LDL atau kolesterol yang berbahaya, tentu dengan pemilihan konsumsi lemak sehat.
Kalsium yang biasa didapat dari susu, kini diganti dengan konsumsi sumber makanan lainnya, seperti biji almond dan sayuran hijau. Kalsium dan vitamin D pun akan tercukupi.
Loren Cordain Ph.d, pakar terkemuka diet paleo dan pendiri The Paleo Movement, mengatakan makanan yang baik sesuai dengan kondisi genetik, protein hewan, sayuran, buah, dan tidak ada makanan olahan, gula, juga garam.
“Gen manusia tidak banyak berubah dalam 40-50ribu tahun terakhir,†kata Cordain pada acara Good Morning America, beberapa waktu lalu. (Fox News/Miami Herald/Wnd/M-3)