Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
SEORANG laki-laki berpakaian hitam memasuki panggung. Ia dengan segera mengakrabi properti gerobak yang sebelumnya telah ada lebih dulu. Gerobak yang lebih mirip dengan lapak ala pedagang kaki lima itu difungsikan sebagai dapur. Ia tampak terburu dalam melakoni aktivitas dapur. Saking tergesa, semua kerjaannya tidak ada yang hasil. Justru malah hancur berbagian-bagian. Papan penyangga roboh, gerobak hancur. Semua berantakan.
Itulah secuplik adengan dalam pertunjukan berjudul Post Haste karya Teater Payung Hitam di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada 17-18 Mei 2017. Pertunjukan itu disutradarai Rachman Sabur.
Teater Payung Hitam berpentas dalam rangkaian Program Djakarta Teater Platform yang dirancang Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta. Program ini mencoba menjawab anggapan bahwa kehidupan teater di Jakarta terpuruk sejak awal 2000-an dan teater di Indonesia stagnan.
Teater Payung Hitam juga termasuk salah satu kelompok yang mendapatkan kurasi untuk Festival Indonesia dalam program Europalia Arts Festival untuk Indonesia, Brussels 2017.
Berbeda dengan lazimnya teater yang biasa menggunakan dialog dalam penampilannya. Kali ini pertunjukan teater justru lebih menonjolkan olah tubuh yang menuntut penontonnya untuk jeli menangkap apa pun yang disajikan di panggung.
Post Haste merupakan representasi dan kondisi alam, sosial politik, maupun sejarah Indonesia membangun dan runtuh kembali berjalan, jatuh atau tertimpa yang jatuh. Kondisi penuh gelombang perubahan, bencana alam, keberagaman sosial-budaya.
Ruang hidup dialami sebagai ruang emergensi dan urgen. Disposisi dinding-dinding yang menampilkan kekuasaan; mayoritas di atas minoritas. Kampanye hitam terhadap kelompok yang tidak disukai.
Manajemen emergensi
Post Haste menjadi inti waktu dan ruang untuk setiap orang memiliki manajemen emergensi agar bisa keluar dari situasi yang secara tidak sadar mencederai kemanusiaan.
Selama pertunjukan, banyak adegan mencenggangkan yang menarik. Seperti ketika aktor berkepala plontos (diperankan Mohammad Wail Irsyad) harus berhadapan dengan jejatuhan dari langit panggung yang luar biasa banyaknya. Semua seolah tercurah tiba-tiba, Wail tergesa dan terburu menghindari jeriken, galon air, bahkan tutup botol. Bahkan ia sempat kejatuhan galon yang langsung menghunjam kepalanya.
Rupanya, itulah pesan yang hendak disampaikan sutradara Rachman Sabur, yakni tentang kecelakaan dan ketergesaan. “Kecelakaan yang sebenarnya. Kecelakaan akibat dari tergesa-gesanya para pemangku kebijakan,” terang Rachman.
Selain itu, menarik untuk menyimak bunyian selama pertunjukan yang hanya berasal dari berupa teriakan atau gumaman dari aktor dan hasil tabrakan benda-benda. Para pemain layaknya pemain sirkus yang berakrobat, bahkan sering kali melakukan gerakan-gerakan berbahaya. Pemain memang dituntut memahami ketubuhan diri, pemain lain, dan lingkungan.
Kecelakaan dan tabrakan serta adegan ekstrem dalam panggung adalah esensi dari pesan yang diusung. Itu gambaran dari kondisi saat ini. Semua yang diadegankan menunjuk pada sebuah realitas yang dihadapi sekarang.
Menurut Rachman, kondisi negeri kocak-kacir saat ini, sebab berangkat dari kebijakan-kebijakan yang tergesa-gesa. Bahkan ada kebijakan yang tiga hari, empat hari berubah lagi. “Ini negara dibikin main-main seperti itu. Itulah yang ingin kita sampaikan,” tegas Rachman.
Post Haste mengetengahkan kondisi celaka yang beruntun dan terus-menerus dalam kehidupan masyarakat. Seperti apa pun kondisi yang dihadapi, masyarakat harus terlatih dan siap. Begitu pun pemain di panggung yang terlatih dan siap merespons situasi yang berubah.
“Kita dikondisikan seperti itu. Entah sampai kapan? Tapi yang jelas, masyarakat kita sudah terlatih dengan kondisi seperti itu. Seperti Wail (aktor) itu,” lanjutnya.
“Bagaimana kita menghadapi realitas seperti itu? Ya kita harus terlatih. Harus siap dengan berbagai kondisi,” pungkasnya. (Abdillah M Marzuqi/M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved