Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
PARA peneliti University of Munich Jerman menemukan spesies baru tokek di Madagaskar.
Spesies reptil baru itu dinamai Geckolepis megalepis.
Peneliti utama studi tersebut, Mark Scherz mengatakan, Gecko-lepis megalepis memiliki anatomi tubuh yang unik.
Tak seperti tokek pada umumnya, spesies ini memiliki sisik yang cukup besar dan tebal, hampir seperti sisik ikan atau lempengan tulang yang menempel pada kulitnya.
Keunikan lainnya yaitu, sisik-sisik itu bisa rontok ketika hewan tropis tersebut merasa terancam.
Skenarionya adalah, ketika ia tertangkap, ia akan melepaskan sisik, lalu ia akan berlari sementara predator akan memakan beberapa buah sisiknya.
Ketika melepas sisik, ia akan telanjang dan memiliki kulit berwarna merah muda seperti tikus yang belum tumbuh bulu.
Kulit yang rontok tadi bisa pulih hanya dalam beberapa minggu.
"Kulit mereka memiliki siklus regenerasi yang luar biasa cepat," kata Scherz.
Hewan reptil umumnya memiliki keahlian khusus untuk bisa kabur dari serangan predator.
Seperti pada kadal dan cicak yang melepaskan ekornya untuk mengecoh musuh, atau dikenal dengan istilah autotomi.
Geckolepis megalepis merupakan spesies asli Madagaskar, dan berukuran hingga 7 cm dari ujung moncong hingga ke pangkal ekor.
Meski pertama kali terlihat pada akhir 1990-an, namun para peneliti butuh waktu lama untuk mengidentifikasinya.
Kemampuan luar biasa 'tokek ikan' ini, menjadi tantangan bagi para peneliti untuk mempelajari anatomi dan morfologi tubuh reptil tersebut.
Para ahli herpetologi sering kali mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi dan membedakan spesies Geckolepis megalepis dari kerabatnya, karena harus mengidentifikasinya berdasarkan jumlah dan pola sisik sebagai ciri utama.
Padahal, sangat sulit menangkap hewan tersebut tanpa membuat sisik mereka rontok.
Selain itu, mereka juga sangat misterius dan mahir menyamar.
"Saya sendiri hanya pernah sekali menangkap salah satu tokek bersisik dan hanya kehilangan beberapa sisiknya," ujar Scherz.
Ketika para ahli mulai menganalisis genetik pada 2013 diketahui setidaknya ada 12 spesies Geckolepis yang hidup atau pernah hidup.
Scherz pun memutuskan untuk menggunakan pendekatan baru untuk menganalisis tokek bersisik tanpa bergantung pada penampilan luar dengan memanfaatkan teknologi Tomografi Mikro berbasis komputasi (Micro CT) untuk memindai tengkorak tokek tersebut.
Setelah menemukan sejumlah perbedaan dalam anatomi tengkorak, termasuk bentuk beberapa tulang belakang dan tulang hidung, akhirnya tim peneliti menetapkan Geckolepis megalepis sebagai spesies baru dan menerbitkannya dalam jurnal PeerJ.
Saat ini, tokek bersisik ikan ini hidup di hutan lindung Ankarana Reserve di Madagaskar.
Meskipun kawasan karst yang menjadi habitat tokek ini masuk ke kawasan yang dilindungi, hewan tersebut tetap terancam punah oleh operasi pertambangan safir, kebakaran hutan yang disebabkan manusia, dan hewan ternak yang dibebaskan berkeliaran di habitat sempit reptil tersebut.
Karena alasan-alasan itulah, Scherz merekomendasikan agar International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan spesies tersebut ke daftar spesies dengan status "Hampir Terancam".
Madagaskar merupakan rumah bagi 350 spesies reptil darat dan hampir 90% di antaranya tak ditemukan di tempat lain di dunia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved