Mengingat Kematian Dapat Tingkatkan Produktivitas Diri

Dailymail.co.uk/Zic/L-2
05/11/2016 09:31
Mengingat Kematian Dapat Tingkatkan Produktivitas Diri
(Inspirestock)

SETIAP manusia memiliki metode dalam meningkatkan semangat atau ambisi mereka dalam sebuah situasi khusus. Selain dalam konteks situasional, meningkatkan semangat atau ambisi biasanya berkaitan dengan cita-cita atau visi.

Para peneliti baru-baru ini menemukan sebuah metode yang unik dalam meningkatkan ambisi seseorang agar menjadi lebih produktif, yaitu dengan mengingat tentang kematian dirinya. Beberapa dari kita mungkin pernah melakukan hal itu secara tidak sadar dan berhasil, tetapi baru kali ini metode itu terbuktikan secara ilmiah.

Temuan tersebut disimpulkan berdasarkan dua buah studi yang dilakukan para peneliti dari University of Arizona, AS.

Landasan awal penelitian berdasar pada teori psikologi sosial 'manajemen teror', yang menyatakan sebagian besar perilaku manusia didorong rasa takut akan kematian atau penderitaan.

Ketua peneliti Uri Lifshing menjelaskan teori manajemen teror digunakan untuk memunculkan ambisi dari harga diri guna mencapai hal-hal dalam kehidupan, salah satunya untuk menjadi sukses. Ambisi dari harga diri dipercaya merupakan solusi ancaman kematian dan dapat membuat 'kematian' bukan menjadi masalah bagi setiap manusia. Harga diri setiap manusia memberikan kesempatan untuk bangkit dari setiap ancaman.

Untuk menguji teori tersebut, para peneliti mengambil tema meningkatkan produktivitas permainan dalam olahraga pada penelitian mereka.

Peneliti mengambil sampel sebanyak 31 mahasiswa yang gemar bermain bola basket tetapi tidak tergabung dalam tim basket universitas dan yang memiliki keinginan untuk lebih berkembang.

Studi pertama dilaksanakan dengan ekshibisi satu lawan satu. Di sela ekshibisi, para peserta secara acak ditugaskan untuk menyelesaikan kuesioner yang berisi ancaman kematian dirinya.

Para peneliti mendapati peserta yang mengisi kuesioner kematian lebih baik sebesar 40 persen bila dibandingkan dengan beberapa yang tidak melakukan pengisian kuesioner kematian. Semakin banyak mengisi kuesioner kematian, peserta lebih menonjol permainannya.

Dalam studi kedua, para peneliti merefleksikan studi mereka dalam ekshibisi menembak bola ke dalam tiga kategori tembakan (lay-up, free throw, dan 3 poin shoot) keranjang selama 1 menit.

Para partisipan dibagi ke dalam dua grup, satu grup menggunakan baju hitam bertulisan 'DEATH' dan yang lainnya tidak. Dalam observasi, para peserta yang sering melihat simbol dalam baju tersebut memperlihatkan produktivitas sebesar 30 persen bila dibandingkan dengan yang tidak melihat simbol tersebut.

Selain produktivitas, agresivitas terefleksikan oleh beberapa partisipan terkait jika dilihat dari banyaknya jumlah tembakan, akurasi tembakan dengan baik, dan untuk memperbanyak poin.

Para peneliti mengatakan itu merupakan eksperimen pertama yang membuktikan motivasi menghindari kematian dapat memengaruhi performa manusia secara kompleks di dunia nyata. Temuan tersebut akan dipublikasikan secara lengkap di Journal of Sport and Exercise Psychology pertengahan November ini.

Para peneliti mengatakan eksperimen itu merupakan yang pertama dalam menunjukkan motivasi menghindari kematian dapat mempengaruhi performa manusia secara kompleks di dunia nyata.

Mereka optimistis temuan ini bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas, agresivitas, dan ambisi untuk meraih kemenangan pada setiap atlet yang bertanding bahkan pada profesi manusia yang lain atau dalam pekerjaan. (Dailymail.co.uk/Zic/L-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya