Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
BANYAK perokok khawatir bakal kegemukan setelah berhenti total
mengisap tembakau. Namun, ada alternatif untuk menekan risiko obesitas itu dengan memanfaatkan rokok elektrik. Begitu kesimpulan studi yang dimuat di jurnal Nicotine and Tobacco Research, pekan ini.
Menurut studi yang digarap peneliti Skotlandia dan Selandia baru
itu, rokok elektrik diklaim efektif membantu para mantan perokok tembakau dalam mengurangi obesitas.
Nikotin dalam rokok konvensional berperan sebagai penekan nafsu makan. Setelah berhenti merokok tembakau, nafsu makan bisa kembali naik. Menurut catatan peneliti, berat badan para mantan perokok rata-rata naik 5 kg di tahun pertama tanpa tembakau.
"Nikotin bisa digantikan. Anda bisa memulainya dengan cairan pada
rokok elektrik dan menurunkan kadarnya secara bertahap," kata Linda Bauld, ahli kebijakan kesehatan di University of Stirling.
Di sejumlah negara, peneliti menemukan kecenderungan penurunan
merokok tembakau juga diikuti dengan peningkatan angka obesitas.
Tren itu disusul dengan melonjaknya penderita diabetes, kanker, dan penyakit jantung. Namun, peneliti juga mengingatkan rokok elektrik bukan tanpa bahaya sehingga tidak direkomendasikan untuk orang-orang nonperokok. (The Guardian/Dhk/L-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved