Ungkap Misteri Dataran Guci melalui Teknologi Virtual

Canberatimes.com/abc.net.au/Hnf/L-2
22/10/2016 08:15
Ungkap Misteri Dataran Guci melalui Teknologi Virtual
(Sumber: Unesco/Visit-laos.com/NRA for UXO/Mine in Lao PDR/Uxolao.org)

DATARAN luas yang berisi batu-batu berbentuk guci di pusat wilayah Laos yang dikenal sebagai Dataran Guci (Plain of Jars) merupakan tempat misterius.

Hingga saat ini belum diketahui identitas pembangun situs dan tujuannya membangun situs. Namun, upaya mengeksplorasinya dinilai berisiko.

Sekelompok peneliti dari Australia berusaha memecahkan masalah tersebut.

Mereka menggunakan teknologi tiga dimensi terbaru yang dikenal sebagai CAVE2 yang mampu mengakses hingga lokasi terpencil.

Teknologi tersebut menggunakan drone untuk merekam gambar sehingga dapat dimunculkan replika virtual dari proyek penggalian situs tersebut.

Penggunaan drone dalam proyek tersebut tentunya menguntungkan karena mampu menangkap gambar hingga setiap jarak 10 sentimeter.

Selain itu, mengurangi risiko karena di situs tersebut masih terdapat banyak ranjau dan bom yang belum meledak sisa-sisa perang Vietnam terdahulu.

Di area tersebut banyak terdapat ranjau dan bom yang dijatuhkan Amerika Serikat sebagai keterlibatan dalam perang Vietnam.

Peneliti dari sekolah arkeologi dan antropologi Australian National University (ANU), Dougald O'Reilly, yang terlibat dalam proyek penggalian mengatakan teknologi tersebut membuat pekerjaan peneliti menjadi lebih mudah karena bisa memantau dari ruangan dan tidak harus terjun ke lapangan.

Ia juga menambahkan penggunaan teknologi tersebut merupakan cara baru bagi para arkeolog dalam melakukan pekerjaan.

Dalam proyek penggalian situs itu, para peneliti yang berasal dari Monash University dan Australian National University (ANU) tersebut sedang mencoba untuk mengembangkan teknologi kamera multispektral yang dapat menangkap cahaya dari frekuensi tak terlihat seperti radiasi inframerah dan teknologi laser pemindai yang dikenal sebagai LIDAR.

Teknologi pemindai tersebut sebelumnya pernah digunakan di Angkor Wat untuk mengekspos kuil dan jaringan hidrologi bawah hutan.

Nantinya tangkapan gambar dari teknologi itu akan ditampilkan kembali sebagai pengalaman virtual reality (VR).

Selain sebagai akses untuk mengontrol perkembangan situs tersebut, teknologi VR itu bisa ditampilkan di museum untuk edukasi bagi para pengunjung.

Tim peneliti juga berharap arsip digital yang mereka dapat bisa menjadikan situs itu sebagai salah satu warisan dunia yang diakui UNESCO.

Dataran Guci merupakan situs megalitikum, terlihat sebagai dataran tinggi yang dipenuhi guci-guci batu dan letaknya terlihat menyebar dan tidak beraturan.

Sejatinya guci-guci batu tersebut diatur dalam kelompok-kelompok tertentu.

Situs misterius tersebut terletak di Provinsi Xieng Khouang, Laos Tengah.

Proyek penggalian situs tersebut merupakan penggalian arkeologi terbesar di Laos tengah sejak periode 1930-an.

Sebelumnya, pada awal tahun ini para peneliti dan Monash University dan ANU menemukan sisa-sisa manusia purba di situs tersebut.

Namun, hingga saat ini belum diketahui asal muasal dari pembuatan situs tersebut.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya