Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KOMET setan atau devil comet dengan ukuran Gunung Everest yang masuk ke bagian dalam tata surya 70 tahun sekali dapat terlihat dengan mata telanjang selama beberapa minggu ke depan. Objek yang terlihat sekali atau mungkin dua kali seumur hidup dan dikenal sebagai 12P/Pons-Brooks akan berdekatan dengan matahari pada Minggu (21/4), ketika matahari sedang ada di titik paling terang.
Waktu tersebut bertepatan dengan gerhana matahari pada Jumat (8/4). Uniknya, tanggal itu ialah waktu menjelang Lebaran 2024 bagi umat Islam yang jatuh pada Rabu (10/4)-Kamis (11/4).
Kendati demikian, wakil direktur eksekutif di Royal Astronomical Society Dr. Robert Massey menyatakan fenomena ini tidak mudah terlihat dengan mata telanjang. "Jangan berharap cahayanya sangat terang, seperti gambar yang Anda lihat di foto. Tidak akan seperti itu," kata Massey sebagaimana tertulis di phys.org, pada Senin (25/3).
Baca juga : Setelah Mendarat di Bulan, India Menatap Matahari
Untuk melihat komet setan dengan mata telanjang, Massey menambahkan terdapat kriteria lingkungan yang harus terpenuhi. Dia juga mengungkap, fenomena ini akan lebih mudah dinikmati dengan teropong.
"Ini sesuatu yang mungkin hanya terlihat dengan mata telanjang jika Anda tidak memiliki bulan di langit dan tidak ada polusi cahaya. Jika cuacanya sangat cerah, Anda mungkin punya peluang," Massey berujar.
"Namun bagi sebagian besar dari kita, kita perlu membawa teropong," lanjutnya.
Baca juga : Kenali Akibat Terjadinya Revolusi dan Rotasi Bumi, Apa Saja?
Ada alasan tersendiri dengan penamaan setan pada komet jenis ini. Komet setan dinamakan demikian karena memiliki bentuk lancip, menyerupai tanduk. Bentuk tanduk terjadi akibat letusan dari penumpukan gas.
Komet jenis ini juga punya ekor karena terdapat kandungan es mencair yang dilepas sebagai gas saat mendekat ke matahari. Warnanya pun hijau karena mengandung molekul yang disebut karbon diatomik.
Nama 12P/Pons-Brooks diambil dari astronom Prancis Jean-Louis Pons. Ia merupakan penemu komet ini pada awal abad ke-19. Namanya juga diambil dari astronom Inggris-Amerika William Robert Brooks yang mengamatinya pada orbit pada 1883.
Sebagai informasi Gerhana Matahari Total akan terjadi pada 8 April. Namun sangat disayangkan fenomena ini tidak melintasi Indonesia. Wilayah yang dilintasinya yakni Arktik, Eropa Barat, Amerika Selatan, Amerika Utara, dan Samudra Pasifik. (Z-2)
Dalam dunia astronomi, kehadiran komet terang bisa menjadi peristiwa langka yang mempesona dan menginspirasi.
NASA telah mengungkap temuan awal yang mungkin menjadi petunjuk tentang asal usul kehidupan di Bumi setelah misi bertahun-tahun
Pons-Brooks saat ini berada di konstelasi Hercules dan dapat diamati dari arah Timur-Utara-Timur pada ketinggian 36 derajat di atas ufuk.
Bagi para pengamat bintang, komet ini paling mudah diamati pada hari Sabtu dan Minggu ini, khususnya di Belahan Bumi Utara.
Apa itu komet? Berikut penjelasan, ciri-ciri, jenis, dan nama komet yang pernah dilihat manusia.
Di sini, Senin (8/4) siang hari ini, diperkirakan akan berubah menjadi malam dan tetap seperti itu selama lebih dari empat menit, mulai pukul 13.32 waktu setempat.
Ilmuwan berharap mengumpulkan data efek gerhana matahari total pada hewan dan manusia.
Para ahli kesehatan mata memperingatkan sekali pandang tanpa perlindungan pada gerhana matahari dapat mengakibatkan kerugian penglihatan seumur hidup.
APAKAH kamu pernah bertanya, Apa yang menyebabkan terjadinya siang dan malam? Kenapa siang itu terang dan kenapa malam itu gelap?
Fenomena dan pelaksanaan salat gerhana matahari dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan agar semakin dekat dengan Allah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved