Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
MEMANGKAS jarak tempuh sebuah daerah dengan membangun infrastruktur penunjang bukan jadi hal yang awam. Sebuah proyek menakjubkan untuk mengintegrasikan wilayah kini telah direncanakan negara bagian utara Eropa, Norwegia. Proyek terowongan apung bawah laut (submerged floating tunnel/SFT) berguna untuk memangkas waktu perjalanan antarwilayah yang terhalang fyord, teluk yang terbuat akibat gletser es. Proyek yang direncanakan itu mungkin terdengar aneh, tidak masuk akal, dan sulit dibuat.
Terkait dengan proyek itu, studi kelayakan telah dilakukan Norwegian Public Roads Administration (NPRA) pada 2012 dan menunjukkan terowongan terapung dapat menjadi cara terbaik untuk menjembatani fyord daripada alternatif-alternatif lain, seperti jembatan layang standar di atas permukaan laut.
Para insinyur juga mengatakan biaya pembuatan jembatan terapung ini telah dipertimbangkan. Ternyata biayanya tidak lebih mahal jika dibandingkan dengan alternatif-alternatif konvensional lain. Diperkirakan, terowongan ini akan memotong kurang lebih setengah dari waktu penyeberangan.
Terowongan apung bawah laut diusulkan tersusun atas dua tabung beton yang panjangnya 4.000 kaki, dan akan ditopang dengan fondasi yang kuat. Tiap-tiap tabung ditujukan untuk satu arah perjalanan. Setiap tabung akan memiliki ruang untuk dua jalur, satu untuk perjalanan dan satu untuk keadaan darurat serta perbaikan.
Konstruksi
Struktur terowongan mengambil teknik beton konstruksi, ponton dari jembatan mengambang, dan tether technology dari platform pengeboran minyak lepas pantai sehingga terowongan akan menggantung 65 sampai 100 kaki di bawah permukaan air.
Desain terowongan ini menawarkan banyak keunggulan jika dibandingkan dengan desain alternatif konvensional. Terowongan tersebut akan dirancang agar dapat menahan setiap gerakan pasang surut serta efek pembekuan dan cuaca dingin. Karena terletak di bawah permukaan air, cuaca buruk dan gelombang tidak akan terlalu memengaruhi struktur terowongan.
Sepasang terowongan itu akan ditopang tabung vertikal yang terkoneksi untuk keadaan darurat. Tiap-tiap tabung terowongan terintegrasi dengan ponton yang berada di permukaan air. Setiap ponton ditempatkan terpisah cukup lebar di permukaan air agar tidak menghalangi jalur kapal patroli laut dan dapat menyediakan ruangan untuk latihan militer angkatan laut.
Arianna Minoretti, insinyur senior NPRA, mengatakan, selain dapat mempermudah akses, proyek ini dipilih karena letaknya tidak akan mengganggu keindahan lanskap/pemandangan fyord yang menjadi daya tarik pariwisata di Norwegia.
Direncanakan, terowongan ini akan dipasang di bawah beberapa fyord di sepanjang garis pantai pada 2035. Megaproyek itu akan memakan biaya sebesar US$25 miliar. Pembangunan awal akan mengambil lokasi fyord di Sognefjord untuk menghubungkan daerah Oppedal dan Lavik. Jika disetujui dan terimplementasi, terowongan dapat dibangun antara tujuh hingga sembilan tahun.
Tentatif
Sayangnya, proyek ini masih tentatif. Para insinyur pun masih melakukan pengkajian lebih lanjut terkait dengan kondisi geologi beberapa fyord yang direncanakan akan ditempati terowongan. Selain kondisi geologis, para insinyur juga masih melakukan kalkulasi terkait dengan arus bawah laut sebagai patokan pembuatan struktur yang kukuh untuk terowongan.
Selanjutnya, para peneliti sedang membuat standar prosedural bagaimana pekerja dapat memelihara infrastruktur di bawah laut. (Sumber: NPRA/Dailymail/Zic/L-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved