Pandawa Care Aplikasi Antikekerasan terhadap Anak

Hera Khaerani
30/4/2016 06:05
Pandawa Care Aplikasi Antikekerasan terhadap Anak
(DOK. PANDAWA CARE)

BEBERAPA siswa menengah pertama tampak tekun memperhatikan ponsel pintar mereka.

Hari itu, Selasa (25/4), mereka diundang ke Kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) di Jakarta dalam acara uji coba aplikasi Pandawa Care, aplikasi yang ditujukan untuk perlindungan anak secara daring (online).

Meski baru terdaftar di Play Store pada April, menurut Ketua Divisi Sosialisasi KPAI, Erlinda, aplikasi itu sudah bisa diunduh sejak Januari 2016.

Tak hanya murid, guru-guru pun turut serta diperkenalkan pada aplikasi itu. Pandawa Care menjadi satu aplikasi untuk semua. Semangat inilah yang ingin didorong KPAI.

Menurut Ketua KPAI Asrorun Niam Soleh, penyelesaian kasus-kasus menyangkut anak perlu melibatkan semua elemen masyarakat.

Dia berharap kehadiran aplikasi Pandawa Care bisa menciptakan sistem perlindungan berbasis komunitas, mulai tingkat RT/RW.

"Ini penting buat pencegahan dini," cetusnya.

Dalam aplikasi Pandawa Care, pengguna akan mendapati lima pilihan di layar.

Selain Pandawa Help, ada konseling/chat, pengaduan, berita, dan tombol panik (panic button).

Panic button

Fitur panic button akan sangat berguna bagi anak-anak yang memang dibekali ponsel pintar.

Saat menghadapi bahaya, semisal penculikan dan pelecehan, mereka bisa menekan tombol itu yang secara otomatis akan mengirim SMS ke kontak darurat untuk memberikan pemberitahuan bahwa anak sedang menghadapi bahaya.

Tak hanya berisi pesan sedang menghadapi bahaya, isinya juga bisa diatur agar sekaligus mengirimkan lokasi ponsel yang dibawa anak.

Selanjutnya, fitur pengaduan bisa dimanfaatkan tidak hanya oleh anak, tapi juga orangtua mereka, tetangga, dan pada dasarnya siapa saja.

Saat orang-orang makin peduli terhadap sekitar, pencegahan kasus pelanggaran terhadap anak bisa dilakukan.

Adanya fitur pengaduan lewat aplikasi itu juga mengatasi persoalan yang selama ini dialami KPAI terkait dengan kasus-kasus yang terjadi di berbagai daerah, yaitu masyarakat kesulitan melapor bila harus selalu ke KPAI di Jakarta.

"Jadi, pengaduan dari jauh, bahkan Papua, tidak harus langsung datang dan kontak ke KPAI," kata Erlinda.

Lebih lanjut, lewat aplikasi itu, pengguna juga bisa mendapat informasi soal tempat pengaduan terdekat dari lokasinya.

"Kami ingin pemerintah daerah dan instansi terkait juga ambil peran," imbuh Erlinda.

Ada banyak tulisan terkait dengan pendidikan anak dan keluarga yang menjadikan Pandawa Care sebagai aplikasi sarat media pembelajaran.

Di sisi lain, beberapa dongengnya pun sarat pembelajaran, yang akan efektif bila dibacakan secara interaktif di keluarga dengan memancing diskusi.

"Ini saatnya lindungi anak dengan sentuhan jari," ujar pembina Pandawa Care, Mayjend TNI Prijanto, dengan semangat.

Mekanisme kerjanya, aplikasi ini, menurut Erlinda, akan sedikit 'memaksa' kementerian terkait serta berbagai lembaga dan mitra perlindungan anak untuk bisa sinergis dan bertanggung jawab.

"Jadi semua laporan akan masuk ke KPAI dahulu. Setelah itu, di refer ke mitra KPAI yang ada di 34 Provinsi sesuai dengan lokasi sang pelapor. Itu berlaku buat pengaduan maupun konseling. Kami juga melibatkan psikolog, psikiater, tokoh perlindungan anak, polisi, dan beberapa pakar," ujar Erlinda.

Fitur konseling

Dengan melibatkan banyak pakar lintas profesi, fitur konseling dan chat sangat berguna untuk yang menghadapi masalah, baik anak yang mengalami masalah, orangtua yang mengalami persoalan dalam rumah tangga, guru, ataupun tetangga dan orang-orang yang menyaksikan adanya pelanggaran terhadap hak anak.

Konseling itu akan terhubung dengan psikolog dan pakar lain.

"Kami jamin semuanya 100% aman dan rahasia," tekan Erlinda.

Untuk masuk dan memanfaatkan fitur-fiturnya dengan maksimal, pengguna mesti mendaftar dan mengisi data terlebih dahulu.

Ini juga diperlukan untuk investigasi lebih lanjut manakala terjadi kasus yang perlu ditelusuri.

Ada banyak hal yang ditawarkan di internet, kebanyakan sangat jauh dari standar ramah bagi anak.

Konten dan fungsi Pandawa Care pun harus bersaing dengan semua itu.

Lantas bagaimana caranya untuk mengenalkan anak-anak pada aplikasi ini dan membuatnya tertarik? Fitur hiburan mungkin jawabannya.

Ada beberapa gim yang ringan dan aman dimainkan anak segala usia.

Terus dikembangkan

Tujuan dan fungsinya mungkin mulia.

Sayangnya, aplikasi Pandawa Care yang saat ini baru bisa diunduh secara gratis untuk ponsel berbasis Android itu masih perlu banyak perbaikan.

Aplikasi ini nyatanya menyerupai www.pandawa-care.com, yang menurut Erlinda berfungsi untuk memberikan informasi tentang Pandawa Care dan solusi bagi mereka yang tidak memiliki ponsel cerdas.

Formatnya pun belum cukup 'user friendly' bagi pengguna ponsel. Setiap membuka fitur-fiturnya, proses loading masih terlalu lama.

"Format akan masih terus di-update dan akan diperbaiki agar lebih user friendly," kata Erlinda.

Di tampilan awalnya, pilihan fitur juga perlu lebih memperhatikan

kemampuan mata. Untuk fitur Pandawa Help, contohnya, warnanya demikian terang dengan tulisan yang sulit dibaca.

Dalam pemantauan Media Indonesia sejak aplikasi ini resmi diluncurkan (25/4), perlu dipastikan admin siap siaga senantiasa.

Jika dibiarkan tak terkawal, respons penanganan aduan pun diragukan.

Apalagi, Pandawa Care juga menjanjikan data teranyar mengenai anak-anak Indonesia untuk menjawab persoalan sulitnya mendapat data terbaru soal itu.

Dalam mengomentari kondisi ini, Erlinda menjanjikan timnya akan siapa penuh saat grand launching yang dilakukan nanti.

Andai Pandawa Care dibenahi, aplikasi ini layak diunduh di ponsel Anda maupun anak-anak agar bisa saling menjaga. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya