Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
MUNGKIN tidak banyak orang tahu, sekitar satu abad lalu hormon auksin atau hormon tumbuhan pertama kali ditemukan di Laboratorium Treub yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat.
Di usia 2 abad, Kebun Raya Bogor yang berdiri pada 1817 boleh berbangga karena di ‘rumah’ merekalah hormon tumbuhan ditemukan. Hormon tumbuhan atau hormon auksin merupakan zat hormon tumbuhan yang ditemukan pada ujung batang, akar, dan pembentukan bunga yang berfungsi sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung.
Sejumlah peran dimiliki hormon ini, yaitu dalam proses pembelahan dan pembesaran sel, merangsang pembelahan pada kambium vaskuler, memicu terbentuknya akar lateral serta akar adventif, dan memicu pertumbuhan akar secara lebih baik. Ia berperan juga dalam pertumbuhan tunas samping, mengurangi jumlah biji yang ada di dalam buah, merangsang persentase terbentuknya buah dan juga bunga, mengurangi gugurnya buah, dan merangsang terjadinya proses partenokarpi atau proses pembentukan buah tanpa proses penyerbukan.
Penemuan hormon auksin diawali saat Melchior Treub yang pada 1880-1910 menjabat Direktur Kebun Raya Bogor dan berambisi memajukan kebun raya itu menjadi salah satu kebun raya terkenal di dunia.
Treub berusaha keras mengembangkan kegiatan penelitian, mengelola perpustakaan, herbarium, dan memperbaiki taman-taman. Upayanya itu membuahkan hasil. Masa kepemimpinannya menjadi masa keemasan di bidang keilmuan di Indonesia.
Treub mendukung penelitian terkait dengan tanaman anggrek sehingga banyak peneliti yang bekerja di Laboratorium Treub. Salah satu peneliti tersebut ialah Hans Fitting yang pada 1909 di Bogor mengamati fenomena setelah penyerbukan pada anggrek Phalaenopsis. Saat itu Hans menemukan suatu zat yang dia sebut hormon tumbuhan.
Peneliti Frits Warmolt Went Jr-lah akhirnya memberi nama hormon tumbuhan tersebut dengan sebutan hormon auksin pada 17 April 1928 saat melakukan penelitian terhadap tunas gandum di Botanical Laboratory, Universitas Utrech, Belanda.
Kebun Raya Bogor menjadi surga bagi para pecinta tanaman. Berdasarkan data per Maret 2017, kebun seluas 87 hektare itu memiliki 3.228 jenis koleksi tanaman dengan 12.531 spesimen.
Sementara itu, berdasarkan data gabungan dari World Conservation Monitoring Centre (1997) dan International Union for Conservation of Nature (IUCN) pada 2008, tercatat jumlah spesies tumbuhan Indonesia yang terancam kepunahan telah mencapai 513.
Dari jumlah tersebut sebanyak 386 spesies tercantum dalam daftar merah IUCN pada 2008. (AyiDoni Darussalam/Humas PKTKebun Raya LIPI/www.plant-hormones.info/L-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved