Persiapan Menuju Gaya Baru Bekerja

Thalatie K Yani
22/4/2017 03:30
Persiapan Menuju Gaya Baru Bekerja
(Antara/Wahyu Putro A)

TAK dimungkiri teknologi memiliki peran penting dalam keseharian.

Ponsel pintar, laptop, hingga tablet kini sudah sangat melekat di masyarakat, terutama generasi milenial.

Mulai sektor pendidikan, kebudayaan, hingga ketenagakerjaan.

Perkembangannya sudah dipengaruhi teknologi.

Hasil studi Asia Workspace 2020 yang dilakukan tim Microsoft menemukan saat ini 85% responden dari Indonesia sudah menganggap dirinya sebagai pekerja mobile.

Merek menghabiskan setidaknya 20% waktu mereka untuk bekerja di luar kantor.

Situasi inilah yang menggambarkan masuknya New World of Work, tempat dan prinsip teknologi yang tepat dalam pekerjaan menuju terciptanya tenaga kerja yang produktif, kolaboratif, dan inovatif.

"Sangatlah penting bagi para pemimpin bisnis untuk mengevaluasi dan menerapkan perubahan untuk melawan tantangan budaya dan manajemen yang menghambat karyawan untuk bekerja secara lancar di mana pun mereka berada," jelas Davina Yeo, Chief Operating Officer, Microsoft Indonesia di Kuningan, Jakarta, Selasa (11/4).

Sebanyak 56% responden membutuhkan akses teknologi yang mumpuni agar terjadi proses kolaborasi yang baik.

Studi yang melibatkan 4.200 karyawan profesional dari 14 negara di Asia, salah satunya Indonesia, ini menemukan perangkat kerja yang lebih baik membantu para karyawan untuk lebih produktif.

Davina menambahkan bagaimana pentingnya organisasi untuk menjembatani kesenjangan antara kepemimpinan dan karyawan dengan lebih fokus pada sumber daya manusia dan budaya.

Pergeseran budaya saat inilah yang menimbulkan butuhnya pendekatan baru untuk generasi milenial yang diperkirakan mulai masuk dunia kerja pada 2020.

Microsoft Teams

Dalam menanggapi hal ini, Microsoft meluncurkan perangkat lunak teranyar, Microsoft Teams.

Mulai diluncurkan ke publik pada November 2016, perangkat yang berbasis pada Office 365 ini dapat menyatukan para anggota tim, percakapan, hingga konten dengan perangkat yang dibutuhkan dalam proyek suatu tim.

"Microsoft Teams bukan hanya sarana untuk chatting, lebih dari itu, ini dapat memudahkan pekerjaan, terlebih bagi para milenial yang akan memasuki dunia kerja," Jelas Lucky Gani, Business Group Head Windows Microsoft Indonesia.

Untuk memudahkan para pekerja, Microsoft sudah mengintegrasikan Microsoft Teams dengan aplikasi Microsoft Office lainya. Tidak terkecuali Microsoft Word, Excel, Power Point, Power BI, hingga One Note dan Share Point.

Hal ini juga didukung dengan fitur percakapan melalui suara dan video, yang memudahkan tim untuk rapat secara daring.

Berbeda dengan beberapa pesaingnya seperti Slack yang bisa memberikan layanannya secara gratis, Microsoft Teams hanya diberikan kepada pengguna yang berbayar.

Walau demikian, bukan berarti Microsoft Teams kalah pamor.

Terbukti sejak awal kemunculannya pada akhir 2016 lalu, tercatat sudah ada sekitar 50 ribu perusahaan yang menggunakan Microsoft Teams.

Mulai perusahaan internasional seperti Motorsports dan Alaska Airlines hingga start-up karya anak bangsa seperti developer gim asal Bandung, Agate Studio.

Walaupun memang sasaran utama Microsoft Teams ialah kalangan pekerja, tidak menutup kemungkinan itu juga bisa digunakan pelajar.

"Untuk mahasiswa juga pastinya produk terbaru kami ini dapat memudahkan berbagai hal seperti untuk mengerjakan proyek tugas, kerja kelompok, hingga bisnis di kalangan pelajar," tambah Gani.

(*/M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya