Timnas U-22 Butuh Jam Terbang

Budi Ernanto budi_ernanto@mediaindonesia.com
22/3/2017 05:00
Timnas U-22 Butuh Jam Terbang
(ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

PENGALAMAN bertanding menjadi pembeda. Jam terbang yang masih minim membuat tim nasional usia di bawah 22 tahun (U-22) Indonesia takluk 1-3 dari Myanmar pada laga persahabatan internasional di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (21/3). Laga debut pelatih skuat ‘Garuda Muda’ asal Spanyol Luis Milla pun berakhir dengan kekalahan. Timnas U-22 yang dipersiapkan untuk SEA Games 2017 Kuala Lumpur, Agustus mendatang, hanya mampu unggul lebih dulu sebelum tim tamu yang menurunkan skuat senior membalikkan keadaan dengan balasan tiga gol.

Menurut Milla, anak asuhnya kalah karena lawan mereka lebih berpengalaman. Permainan umpan panjang menjadi pilihan sebagai ­upaya untuk menghindari serangan balik cepat tim lawan. “Myanmar tidak memberi ruang untuk pemain kami sehingga ­umpan pendek tidak ada yang berhasil,” jelas Milla seusai pertandingan. Di hadapan 13.257 penonton yang menyaksikan laga secara langsung, tim ‘Garuda Muda’ bermain cepat di menit-menit awal. Milla, arsitek yang mengantar Spanyol memenangi Piala Eropa U-21, memilih dua pemain sayap Saddil Ramdani di sisi kiri dan Febri Haryadi di kanan untuk menopang striker tunggal Nur Hardianto.

Di tengah, Milla memilih Gian Zola, Hargianto, dan Hanif Abdurrauf. Sektor pertahanan dikomandani kapten Bagas Adi Nugroho dan Ryuji Utomo. Kecepatan dua pemain sayap, Fedri dan Ramdani, sempat memberi tekanan ke lini pertahanan Myanmar. Bahkan di menit ke-21, umpan Ramdani disambut tandukan oleh Nur Hardianto untuk menjebol gawang tim tamu. Selepas itu, Myanmar yang menurunkan tim senior tampil lebih dominan. Tim asuhan Gerd Zeise itu menyamakan kedudukan di menit ke-31 melalui aksi individu Maung Lwin. Di babak kedua, dua gol dilesakkan Myanmar yakni oleh Kyaw Ko Ko di menit ke-73 melalui penalti dan Si Thu Ang (89’).

Di babak kedua, Milla menu-runkan pemain yang baru saja menyandang status warga negara Indonesia, Ezra Walian, serta gelandang muda yang memiliki pengalaman tampil di skuat senior, Evan Dimas Darmono. Ezra sempat memiliki peluang, tapi sepakannya masih dimentahkan kiper Myanmar. Adapun Evan Dimas sudah mampu mengecoh kiper lawan, hanya saja sontekannya bisa dibuang bek Myanmar di mulut gawang. “Myanmar pantas menang. Pemain yang diturunkan semuanya senior. Mereka terus memaksa kami untuk mengeluarkan penampilan terbaik,” kata Milla.

Puji dua pemain
Di kubu Myanmar, pelatih Gerd Zeise menyatakan kedua tim sudah tampil sangat baik. Diakuinya, Myanmar bermain lambat pada babak pertama. Pergantian pemain di babak kedua membuat Myanmar membalikkan keadaan. Zeise memuji performa pemain Indonesia yang masih sangat muda khususnya Febri Hariyadi yang dinilainya memiliki kecepatan tinggi. Pelatih asal Jerman itu juga menunjuk Evan Dimas memiliki peran sentral sebagai pengatur irama serangan.

“Tim Indonesia memiliki masa depan yang cerah. Milla butuh waktu. Pasti dia akan beri sesuatu yang bagus untuk Indonesia,” tutur Zeise. Sementara itu, Menpora Imam Nahrawi tetap memberi semangat kepada skuat ‘Garuda Muda’. “Namanya baru persiapan. Harus tetap semangat. Kami harap pelatih segera melakukan evaluasi,” kata Imam Nahrawi. (R-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya