Mental Juara Lahirkan Keajaiban

Budi Ernanto
10/3/2017 04:00
Mental Juara Lahirkan Keajaiban
(AFP PHOTO / PAU BARRENA)

SEBELUM leg kedua berlangsung, pelatih Barcelona Luis Enrique dan striker Luis Suarez menandaskan timnya harus fokus bermain hingga menit akhir untuk melaju ke perempat final Liga Champions. Nyatanya, Sergi Roberto memang baru menceploskan bola pada menit ke-95 untuk membawa timnya menang 6-1 atas Paris Saint-Germain di leg kedua babak 16 besar Liga Champions. Barca pun berhak menjadi 1 dari 8 klub yang bersaing di fase berikutnya dengan keunggulan agregat 6-5.

Hebatnya lagi, mereka memastikan tiket itu dengan predikat sebagai tim pertama yang mampu membalikkan kekalahan 0-4 di leg pertama sepanjang sejarah babak gugur Liga Champions. Kedigdayaan tersebut sekaligus membuktikan mental juara Lionel Messi dkk. Dengan 28 menit tersisa di waktu normal, Barca masih harus menjaringkan tiga bola lagi menyusul gol Edinson Cavani yang menipiskan ketertinggalan menjadi 1-3 bagi PSG. Dua menit jelang bubaran, Neymar mengingatkan tidak ada yang mustahil dalam sepak bola.

Striker asal Brasil itu menceploskan dua bola di masa injury plus satu assist untuk Sergi Roberto yang membuat publik Nou Camp histeris karena mereka tahu perjalanan tim kebanggaan belum berakhir di kompetisi tertinggi Eropa itu musim ini. "Kami telah membuat sejarah, tim seperti ini bisa memenangi apa pun," jelas Neymar seusai laga. Hasil sensasional itu mengingatkan publik pada keberhasilan Manchester United ketika mencetak dua gol telat untuk memenangi trofi Liga Champions 1999.

Saat itu mereka melawan Bayern Muenchen, yang juga berlangsung di Nou Camp. Drama yang sama pun terjadi di Istanbul pada 2005 saat Liverpool melawan AC Milan. The Reds awalnya tertinggal 0-3, tapi mereka menyamakan skor menjadi 3-3. Akhirnya, mereka menjadi juara lewat adu penalti. Keberhasilan Barca juga disebabkan pelatih PSG, Unai Emery, salah menerapkan strategi. Di awal laga, ia seperti ingin bermain aman dengan skema bertahan.

Namun, buruknya koordinasi membuat mereka justru tertinggal 0-3 terlebih dahulu lewat gol Luis Suarez, bunuh diri Layvin Kurzawa, dan penalti Lionel Messi. Setelah kondisi genting itu, eks bos Sevilla itu baru memerintahkan pasukannya untuk keluar menyerang. "Gol-gol di babak pertama murni kesalahan kami karena kami tidak menekan atau melakukan apapun ketika menguasai bola," kata Emery yang kini di ambang pemecatan karena kekalahan memalukan itu.

Aubameyang
Di Signal Iduna Park, hasil tak kalah sensasional juga diraih Borussia Dortmund saat menekuk Benfica 4-0. Pierre-Emerick Aubameyang mencetak trigol dan Christian Pulisic menggenapinya. Dengan demikian, mereka berhak melaju ke perempat final dengan agregat 4-1. Pelatih Die Borussen, Thomas Tuchel, melayangkan pujian khusus kepada Aubameyang. Striker tim nasional Gabon itu telah mengoleksi tujuh gol dalam 3 pertandingan terakhir di semua kompetisi.

Trigol di leg kedua babak 16 besar itu juga menjadi torehan ketujuh dalam tujuh partai Liga Champions musim ini. "Kita melihat Aubameyang yang sesungguhnya malam ini yang berkebalikan dari leg pertama (saat gagal mengonversi penalti)," ujar Tuchel. Bagi Dortmund, lolosnya mereka ke delapan besar merupakan yang pertama sejak 2014. Bagi Benfica, kegagalan tersebut menambah buruk rekor pertemuan dengan tim Jerman karena kini mereka sudah kalah 15 kali dalam 23 lawatan ke markas tim-tim asal Bundesliga. (AFP/R-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya