Kiper Veteran Antar Mesir ke Final

KIPER Mesir Essam el-Hadary menjadi pahlawan bagi the Pharaohs di semifinal Piala Afrika 2017 saat menghadapi Burkina Faso. Di Stade d'Angondje, Libreville, Gabon, kemarin dinihari, El-Hadary menggagalkan dua peluang Burkina Faso dalam drama adu penalti untuk membawa Mesir menang 4-3. El-Hadary menggagalkan tendangan Kouakou Koffi dan Bertrand Traore. Bagi Mesir, itu akan menjadi final pertama Piala Afrika setelah 2010. Di laga puncak, Mesir akan menghadapi pemenang semifinal antara Kamerun dan Ghana.

"Saya punya firasat akan menggagalkan dua tendangan terakhir dalam adu penalti," jelas El-Hadary. Tidak hanya dalam adu penalti, El-Hadary, 44, pemain tertua di Piala Afrika 2017, juga bermain gemilang selama 120 menit. Kiper klub Wadi Degla SC, Mesir, itu sedikitnya melakukan delapan kali penyelamatan gemilang untuk menggagalkan peluang Burkina Faso. Selama 120 menit, kedua kesebelasan bermain 1-1.

Mesir unggul lebih dulu melalui Mohamed Salah menit ke-66. Burkino Faso mampu menyamakan kedudukan menit ke-73 lewat gol Aristide Bance. "Kami tahu pertandingannya akan berat karena lawan bermain sangat cepat dan kuat. Mereka punya deretan pemain yang lebih fit. Mereka juga lebih baik saat melawan kami di babak kedua. Kami punya banyak peluang, tapi sedikit yang berbuah gol," kata pelatih Mesir Hector Cuper.

Gelandang Burkina Faso Abdou Traore menyebut kegagalan saat melawan Mesir adalah kekalahan semua orang di tim. "Yang kalah bukan hanya Koffi dan Traore. Itu bisa terjadi pada siapa pun," kata dia. Sementara itu, Piala Afrika 2017 menunjukkan penurunan produktivitas gol dengan rata-rata tercipta 2,07 gol per pertandingan. Itu lebih sedikit jika dibandingkan dengan lima edisi terakhir Piala Afrika. Jumlah gol terbanyak terjadi pada Piala Afrika 2008, yakni 3 gol per pertandingan. Pada 2010 rata-rata tercipta 2,45 gol, 2012 sebanyak 2,38 gol, 2013 sebanyak 2,16 gol, dan 2015 rata-rata 2,13 gol.