Ulangi Momentum di Hanoi

SATRIA SAKTI UTAMA
15/12/2016 03:15
Ulangi Momentum di Hanoi
(ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)

KEMENANGAN 2-1 di kandang sendiri menjadi modal untuk Indonesia menatap pertarungan kedua di Stadion Rajamanggala, Bangkok, Thailand, pada Sabtu (17/12) mendatang. Tim asuhan Alfred Riedl hanya perlu menduplikasi skenario saat menyingkirkan Vietnam di babak semifinal Piala AFF pada pekan lalu untuk mengunci gelar juara Piala AFF pertama sepanjang sejarah.

Di pertemuan kedua babak semifinal di Hanoi, kandang Vietnam, Indonesia sukses memaksa pasukan ‘Bintang Emas’ julukan Vietnam frustrasi dan gagal mencetak gol cepat pada babak pertama. “Thailand lebih matang. Tapi kalau Indonesia mampu bermain layaknya seperti saat di Vietnam, peluang kita juara terbuka lebar. Kuncinya kita tidak kebobolan di babak pertama dan menaikkan high defensive line kita,” tutur pengamat sepak bola Hanif Marjuni, Rabu (14/12).

Apabila skenario Indonesia mampu menjaga skor tetap seri hingga babak pertama atau malah mampu mencuri gol layaknya melawan Vietnam, Indonesia berpeluang besar meraih gelar juara karena Thailand dinilai masih bermasalah dengan dengan sisi mentalitas karena banyak pemain mereka yang masih berusia belia. “Jika tidak kebobolan di babak pertama, peluang kita besar. Analisis beberapa pengamat di Thailand pun mengatakan mental mereka masih bermasalah.”

Kebobolan dulu
Di laga tadi malam, target kemenangan yang menjadi bidikan seakan menjauh dari benak Indonesia selama babak pertama. Thailand untuk kali pertama memainkan skema empat bek sejajar selama Piala AFF 2016 berlangsung, yang membuat sektor sayap pertahanan mereka menjadi berlapis. Dampaknya, pergerakan dua winger Indonesia menjadi sangat terbatas untuk memberikan ancaman berbahaya di jantung pertahanan Thailand.

Kekuatan Indonesia semakin tereduksi setelah Andik Vermansyah harus ditarik keluar karena cedera. Punggawa Selangor FA itu kemudian digantikan Zulham Zamrun pada menit ke-19. Di sisi lain, skema 4-3-1-2 yang di-terapkan pelatih Thailand Kiatisuk Senamuang juga sulit ditembus Boaz Solossa dkk karena sempurnanya peralihan ritme dari menyerang ke bertahan. Bahkan, tidak jarang memperlihatkan formasi 4-1-4-1 saat Indonesia berinsiatif menyerang.

Hal itu membuat pasukan ‘Gajah Perang’julukan Thailand semakin nyaman mendominasi permainan dan menekan indonesia dari berbagi sisi. Mimpi buruk bagi Indonesia akhirnya hadir pada menit ke-33. Umpan silang bek Theerathon Bunmathan sukses dieksekusi dengan sempurna oleh penyerang Teerasil Dangda.

Akan tetapi, keberuntungan mulai kembali menyambangi Indonesia setelah turun minum tepatnya pada menit ke-65. Tendangan jarak jauh yang penuh spekulasi oleh Rizki Pora akhirnya mampu merobek gawang Kawin Thamsatchanan. Berkat peran duo pemain Barito Putera-lah timnas Indonesia berhasil membalikkan keadaan di menit ke-70. Tendangan sepak pojok Rizki dikonversi menjadi gol dengan baik oleh Hansamu Yama Pranata, yang juga memperkuat Barito Putera. Itu gol kedua Hansamu selama Piala AFF 2016 yang sama-sama lahir dari sundulan kepala dan di tempat yang sama. Sebelumnya bek timnas U-19 itu sukses menjebol gawang Vietnam di leg pertama semifinal, 4 Desember lalu. (R-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya