Semangat Kebinekaan Skuat Garuda

MI
09/12/2016 07:34
Semangat Kebinekaan Skuat Garuda
(Antara/Widodo S Jusuf)

SEJARAH mencatat bahwa Indonesia terlahir dari perbedaan yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Ketidakseragaman ras, agama, dan budaya telah menjadi bibit keindonesian yang hingga kini disepakati sebagai identitas bersama. Kondisi saling melengkapi terangkum di bawah payung Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila itulah yang menjadi dasar lahirnya Indonesia.

Keragaman latar belakang semacam itu pun tecermin dari komposisi tim nasional (timnas) sepak bola Indonesia yang sedang berjuang di Piala AFF 2016 saat ini. Skuat dengan julukan 'Garuda' itu dihuni anak bangsa dari seluruh penjuru Indonesia. Sang kapten Boaz Solossa mewakili putra Papua. Evan Dimas yang merupakan arek Suroboyo, atau Rizki Rizaldi Pora bintang dari Ternate ikut mewarnai potret kebinekaan itu.

Terlepas dari tempat kelahiran, agama, ataupun ras yang melekat kepada mereka, yang mereka bela hanya satu, yakni sang saka Merah-Putih. Bahkan semangat nasionalisme semacam itu pun dijiwai oleh putra bangsa yang tidak murni berdarah Indonesia. Irfan Bachdim. Dalam akun media sosialnya, Irfan menegaskan bahwa keberhasilan rekan-rekannya menuju partai final Piala AFF 2016 menjadi bukti tekad utama mengharumkan nama Indonesia.

"Bukan sekadar tim yang bermain, melainkan merupakan sebuah keluarga yang berjuang untuk negara sebagai satu kesatuan. Biarkan ini menjadi contoh untuk seluruh dunia dari mana pun asal dan agama kita. Kita ialah Indonesia dan kita adalah satu!" serunya.

"Saya boleh lahir di tempat lain, tetapi hati saya milik Indonesia dan terus berjuang, mendukung, dan membantu negara kita kapan pun saya bisa," imbuh pesepak bola kelahiran Amsterdam, Belanda, itu.

Nilai keindonesiaan pula yang mengingatkan seluruh anak bangsa kepada derita di tengah gegap gempita timnas Indonesia lolos ke final Piala AFF.

Pada hari yang sama, Indonesia juga berduka. Di ujung barat negeri, di kawasan Kabupaten Pidie Jaya, Pidie, dan Bireuen, Aceh, gempa berkekuatan 6,4 pada skala Richter mengguncang. Ratusan nyawa melayang dan ribuan orang harus mengungsi dan kehilangan rumah untuk berteduh akibat bencana tersebut.

"Kita boleh tertawa puas saat ini, tapi juga jangan lupa saudara-saudara kita di Aceh. Saya pribadi mempersembahkan kemenangan ini, khususnya gol saya untuk saudara kita di Aceh," ungkap bek timnas Indonesia Manahati Lestusen yang mencetak gol penentu Indonesia,

Melalui sepakan penaltinya pada menit ke-97 leg kedua semifinal Piala AFF 2016 melawan Vietnam, Rabu (7/12) malam itu, skuat 'Garuda' berjaya. (Satria Sakti Utama/X-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya