Kekalahan Perdana Timnas Garuda

Satria Sakti Utama
09/11/2016 06:10
Kekalahan Perdana Timnas Garuda
(ANTARA/ISMAR PATRIZKI)

TIMNAS Indonesia harus menelan pil pahit dalam laga persahabatan melawan Vietnam di Stadion Nasional My Dinh, kemarin. Sempat unggul dua kali, Evan Dimas dan kawan-kawan akhirnya takluk dengan skor 2-3. Itu menjadi kekalahan perdana timnas ‘Garuda’ pascaterbebas dari sanksi pembekuan keanggotaan oleh FIFA.

Indonesia mampu mengungguli Vietnam dua kali berkat usaha Boaz Solossa pada menit ke-33 serta eksekusi penalti Irfan Bachdim 6 menit setelah jeda. Namun, bermain di depan pendukung sendiri membuat Vietnam pantang menyerah. Penyerang andalan Le Cong Vinh (44’) dan pemain pengganti Nguyen Cong Phuong (71’) sukses dua kali pula mampu menyamakan kedudukan.

Kondisi fisik pemain yang lebih prima membuat Vietnam terus membangun serangan pada 15 menit akhir. Hal itu diperburuk dengan konsentrasi lini belakang Indonesia yang menurun drastis.

Kondisi tersebut dimanfaatkan Nguyen Van Toan untuk mencuri gol menit ke-83. Skor 3-2 pun akhirnya bertahan hingga peluit berakhir.

Laga melawan Vietnam menunjukkan kondisi fisik skuat ‘Garuda’ yang ditangani Alfred Riedl masih perlu ditingkatkan. Kondisi fisik pemain tidak jarang habis saat laga sudah memasuki menit ke-70.

Namun, satu sisi positif yang diperlihatkan Indonesia ialah efektivitas lini serang. Hanya menguasai 31% penguasaan bola, Boaz Solossa mampu mengkreasikan enam sepakan ke gawang yang dua di antaranya berbuah gol. Catatan enam sepakan ke gawang itu merupakan yang terbaik jika dibandingkan dengan tiga pertandingan Indonesia sebelumnya.

“Kami bukan tidak bermain baik. Hanya tekanan Vietnam di 15 menit akhir membuat kami kesulitan dan mereka mampu memanfaatkan itu,” jelas Riedl.

Riedl mengatakan akan melakukan perbaikan dalam pemusatan latihan terakhir jelang tampil di Piala AFF 2016 di Filipina, 19 November-17 Desember. “Semoga waktu yang ada cukup untuk melakukan perbaikan itu,” jelasnya.

Jelang kongres
Jelang Kongres Pemilihan PSSI di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, besok, persaingan merebut kursi ketua umum mengerucut kepada dua calon, yaitu Pangkostrad Letjen Edy Rahmayadi dan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko.

Edy dengan dukungan Kelompok 85 mengklaim mendapat dukungan 92 pemilik suara. Namun, hal itu tidak membuat Moeldoko gentar.

Ia menyebut telah melakukan pendekatan persuasif yang terbukti menarik res-pons positif pemilik suara. “Yang penting kita lakukan pendekatan hati, pendekatan trust. Itu yang paling penting,” jelasnya.

Saat disinggung kabar tergerusnya dukungan Kelompok 85, Edy menampiknya. Ia menilai dukungan 92 pemilik suara kepada dirinya masih bulat. Namun, ia menyerahkan keputusan kepada tiap voter.

“Hari ini sampai sudah 92 orang yang menyampaikan mandat ke saya. Kalau berubah, silakan saja,” tukas Edy. (R-2)

satria@mediaindonesia.com



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya