Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
CRISTIANO Ronaldo akhirnya menemukan sentuhan magis saat mampu melepaskan Portugal dari kemungkinan tersingkir di Piala Eropa 2016.
Dua golnya ke gawang Hongaria memaksa laga penyisihan terakhir Grup F berakhir imbang 3-3, Rabu (22/6).
Hasil itu membuat skuat asuhan Fernando Santos meraih tiket terakhir ke babak selanjutnya melalui sistem peringkat ketiga terbaik.
Bukan hanya Ronaldo yang mendapatkan panggung di laga itu.
Hongaria, negara yang menjadi kekuatan sepak bola dunia saat mereka memiliki nama besar seperti Ferenc Puskas di era 50-an hingga 60-an akhir, lolos pula sebagai juara Grup F.
"Ini pertandingan yang gila. Tentu kami ingin menang dan lolos sebagai peringkat pertama, tapi tujuan utamanya kami dapat lolos ke babak selanjutnya," tutur peraih gelar pemain terbaik dunia tiga kali itu.
Selain itu, bintang Real Madrid tersebut mampu menuntaskan rekor 17 penampilan dan menjadi satu-satunya pemain yang mampu mencetak gol dalam empat edisi Piala Eropa secara terpisah.
Namun, segala pencapaian itu tidak sesuai dengan skenario awal.
Sebelum pertandingan pamungkas Grup F berlangsung, terdapat banyak keraguan kepada Ronaldo pascakegagalannya mengeksekusi penalti dan memecah kebuntuan saat bersua Austria.
Ia pun semakin tersudut setelah terekam kamera melakukan tindakan tidak terpuji dengan membuang mikrofon salah seorang reporter ke danau saat akan diwawancara jelang laga ini.
Apalagi, di laga itu, Zoltan Gera membuka keran gol Hongaria pada menit ke-19 sebelum laga paruh pertama ditutup 1-1 berkat gol penyama dari Luis Nani.
Bintang Hongaria, Balazs Dzsudzsak, membuat Hongaria dua kali unggul pada menit ke-47 dan ke-55.
Namun, Ronaldo selalu mampu membuat skor kembali seimbang pada menit ke-50 dan ke-62.
"Saya senang karena tim mampu bangkit setelah kami sempat tertinggal tiga kali dan harus berjuang memastikan kami mencetak gol agar tidak pulang," imbuh Ronaldo.
Sementara itu, gelandang Portugal, Joao Mario, tidak sepenuhnya menilai Portugal berada di bawah ekspektasi.
Sejak awal Portugal merupakan tim unggulan dan digadang-gadang mampu lolos Grup F dengan mudah.
Namun, kenyataannya mereka harus kalah bersaing dari Hongaria dan tim debutan, Islandia.
Portugal pun dipaksa bertarung melawan pemimpin Grup D, Kroasia, di babak 16 besar.
"Saya tidak berpikir kami berada di bawah ekspektasi karena kami mampu lolos ke babak selanjutnya. Di grup ini tidak ada tim yang lemah," sebut Mario.
Keberuntungan Storck
Di sisi lain, pelatih timnas Hongaria, Bernd Storck, sempat berencana mengistirahatkan penyerang andalannya, Zoltan Gera.
Ia yang sudah mencapai usia 37 tahun disebut cukup riskan jika terus bermain dengan intensitas tinggi.
Namun, absennya sejumlah pemain memaksa Gera harus tetap tampil.
"Tapi kami harus bermain tanpa dua gelandang. Dia telah berusia 37 tahun dan ia menunjukkan penampilan kelas dunia," tukas pelatih ada Jerman itu.
Hongaria, negara yang dua kali menjadi runner-up Piala Dunia, di 16 besar bersua dengan lawan berat lainnya, Belgia, yang merupakan runner-up Grup E. (AFP/goal/R-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved