Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Misi Quadruple Manchester City

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group
13/2/2021 05:15
Misi Quadruple Manchester City
Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group(MI/Seno)

BERNANDO Silva tidak bisa menahan sikap jumawanya. Kemenangan 4-1 yang diraih atas juara bertahan Liverpool di Liga Premier dan kemenangan 3-1 atas tuan rumah Swansea di ajang Piala FA membuat gelandang serang asal Portugal itu merasa yakin apabila Manchester City akan bisa membuat sejarah, merebut empat gelar di musim ini.

“Kami sudah di final Piala Liga. Kami sampai juga di perempat final Piala FA. Kami berada posisi yang sangat baik di Liga Premier dan akan memainkan 16 besar Liga Champions. Kini kami fokus untuk bisa menjuarai semuanya meski saya tahu itu tugas yang berat,” kata Silva.

Empat pertandingan ke depan merupakan ujian terberat yang harus dilewati The Cityzens untuk bisa meraih mimpi besar mencetak quadruple. Mereka bukan hanya harus menghadapi klub-klub besar, tetapi dengan jadwal yang begitu padat.

Sabtu malam ini tim asuhan Josep Guardiola harus menjamu Tottenham Hotspur di Stadion Etihad. Tengah pekan The Cityzens harus memainkan satu pertandingan yang tersisa menghadapi tuan rumah Everton. Minggunya mereka harus bertandang ke Stadion Emirates untuk menghadapi Arsenal.

Setelah itu, Manchester City harus memulai lagi perjuangan di ajang yang belum bisa mereka taklukkan, yaitu Liga Champions. City akan ditantang oleh klub Jerman, Borussia Moenchengladbach untuk bisa lolos ke perempat final.

Namun, Silva merasa kepercayaan diri yang sangat kuat melekat di tubuh rekan-rekannya. Kemenangan 14 kali berturut-turut yang diraih di Liga Premier pekan lalu membuat seluruh pemain merasa yakin tidak ada yang tidak bisa mereka lakukan sekarang ini.

“Kami merasakan kepercayaan diri yang tinggi dan kekuatan di dalam tim,” ujar gelandang berusia 26 tahun itu. “Sepertinya kami sedang mengulang kejayaan seperti di musim 2016-2017 serta akhir musim 2018-2019 ketika kami memenangi banyak pertandingan secara berturut-turut."

 

Melawan diri sendiri

Tantangan terberat yang harus dihadapi tim asuhan Pep Guardiola sekarang ini tinggal diri mereka sendiri. Sebagai manusia, ada batas yang kadang tidak bisa mereka mampu lewati.

Salah satu yang membuat Pep Guardiola harus berpikir keras ialah cedera pemain atau sakit. Ia kembali harus kehilangan salah satu pemain andalannya, Ruben Dias. Center-back asal Portugal itu harus absen saat menghadapi Swansea di ajang Piala FA karena sakit.

Guardiola belum tahu apakah Dias akan bisa pulih Sabtu ini atau tidak. Apabila belum juga pulih dari sakitnya, pilihan terbaik menurunkan Aymeric Laporte untuk berduet dengan John Stones menjaga jantung pertahanan.

Beruntung di posisi bek sayap, Kyle Walker sudah bisa kembali tampil sehingga Guardiola lebih banyak pilihan untuk melakukan rotasi. Ia masih memiliki Joao Cancelo yang bisa ditempatkan sebagai bek kiri dan bek kanan serta dua bek kiri lainnya, Benjamin Mendy dan Oleksandr Zinchenko.

Persoalan pelik lain yang harus dihadapi Guardiola ialah cedera yang juga dialami Rodrigo Hernandez. Apabila gelandang bertahan asal Spanyol itu harus absen, pilihannya tinggal menempatkan pemain kawakan asal Brasil, Fernandinho.

Cederanya Rodri menambah panjang daftar cedera pemain setelah sebelumnya playmaker Kevin de Bruyne harus istirahat panjang juga karena cedera. Beruntung Ilkay Guendogan dan Silva bisa menutupi kelemahan City akibat absennya mesin permainan asal Belgia itu.

Guardiola sangat beruntung karena para pemainnya bisa saling melapis dan sangat paham untuk cepat mengubah pola permainan dari 4-3-3 menjadi 3-4-3. Cancelo menjadi pemain yang paling berperan dalam melakukan permutasi karena ia bisa bergeser cepat dari bek sayap menjadi gelandang ketika timnya sedang menekan lawan.

Permutasi yang sangat dinamis itulah yang membuat City menjadi tim yang sangat tajam. Guendogan dan Silva menjadi duet gelandang serang yang bisa setiap saat ikut mengancam gawang lawan.

Keduanya sering tidak terlihat pemain lawan karena tiga penyerang Manchester City juga sangat dinamis di depan. Mereka bisa bermain dengan ujung tombak murni dengan Gabriel Jesus menjadi target man, tetapi bisa juga menggunakan false nine, dengan Raheem Sterling menjadi ujung tombak 'bayangan'.

Apabila Gabriel Jesus ditempatkan sebagai ujung tombak murni, Sterling dan Riyad Mahrez menjadi pengumpan dari sayap. Namun, apabila Guardiola memilih menggunakan false nine, Mahrez dan Phil Foden yang bermain sebagai penyerang sayap.

 

Serangan balik

Sementara Citizens berada dalam kepercayaan diri yang tinggi, Spurs justru sedang berjuang untuk bisa kembali bangkit. Kekalahan 4-5 yang dialami dari Everton di babak 32 besar Piala FA membuat pelatih Jose Mourinho harus berpikir keras untuk menghindarkan timnya dari keterpurukan lebih dalam.

Pelatih flamboyan asal Portugal itu memang dikenal sebagai ahli strategi yang andal. Ia selalu tahu bagaimana cara menjinakkan taktik yang dirancang Guardiola. Pola serangan balik yang cepat merupakan kunci keberhasilan Mourinho sejak menangani Real Madrid dulu.

Harry Kane dan Son Heung-min menjadi kunci untuk membuat serangan balik itu bisa sukses. Kecepatan dan insting yang tajam dari keduanya bisa menjadi malapetaka bagi kiper City, Ederson Moraes.

Sejauh ini pertahanan City paling sulit untuk ditembus. Dalam 14 kali pertandingan terakhir di Liga Premier, hanya 3 kali mereka kebobolan, 1 dari titik penalti saat bertemu Liverpool, 1 kali ketika berhadapan Chelsea, dan 1 kali dari gol bunuh diri Dias saat melawan West Brom Albion. Kane dan Son akan menjadi ujian sesungguhnya bagi John Stones dan kawan-kawan.

Apalagi jika Mourinho berani memercayakan Gareth Bale untuk berduet dengan Son sebagai penyerang sayap. Bale sama seperti Son, memiliki kecepatan dan kemampuan menggiring bola yang sulit untuk ditahan pemain belakang lawan.

Satu yang menjadi beban bagi Mourinho ialah cedera gelandang serang Giovani Lo Celso dan bek kiri Sergio Reguilon. Pilihan yang bisa diambil Mourinho untuk mengisi posisi Lo Celso ialah memercayakan Dele Alli atau Tanguy Ndombele sebagai pemain kedua di belakang Kane.

Mourinho yang menerapkan formasi dasar 4-2-3-1 merasa puas dengan duet Pierre-Emile Hjobjerg dan Mousa Sissoko sebagai gelandang bertahan di depan empat pemain belakang. Malam ini mereka harus bekerja keras untuk membatasi ruang gerak dua gelandang serangan City, Guedogan dan Silva, agar bisa memutus alur serangan tim tuan rumah.

Tinggal duet center-back Eric Dier dan Toby Alderweireld perlu lebih disiplin dan cerdas dalam membaca permainan. Kelemahan di jantung pertahanan membuat kiper sekelas Hugo Lloris pun tidak berdaya untuk mencegah gawang Spurs dari kebobolan.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya