Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
WACANA PSSI melakukan naturalisasi pemain besar-besaran menjelang perhelatan Piala Dunia Sepak Bola U-20 di Indonesia tahun 2021 mengundang kritik dari wakil rakyat. Langkah itu dinilai hanya cara instan meraih prestasi dan tidak menyelesaikan akar persoalan pembinaan sepak bola di Tanah Air.
“Rencana naturilisasi pemain besar-besaran agar berprestasi di Piala Dunia U-20 sangat bertentangan dengan filosofi pembinaan olah raga prestasi di Indonesia. Langkah itu ibarat jalan pintas yang belum tentu menghasilkan prestasi yang diidamkan,” ujar Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda dalam keterangan tertulis, Minggu (23/8).
Dia menjelaskan, keinginan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan PSSI untuk berprestasi di Piala Dunia U-20 tentu wajar. Apalagi Indonesia bakal menjadi tuan rumah. Hanya saja, langkah naturalisasi akan lebih banyak memberikan dampak negatif bagi perkembangan sepak bola Indonesia di masa depan.
“Untuk jangka pendek, naturalisasi pemain bisa jadi cara cepat cetak prestasi. Kendati demikian pada jangkah menengah dan Panjang, naturalisasi pemain ini hanya memunculkan banyak dampak negatif,” katanya.
Huda mengungkapkan beberapa dampak negatif dari proses naturalisasi pemain ini salah satunya adalah terpuruknya mental para pemain muda di Indonesia. Para pemain muda Indonesia akan merasa tidak dihargai oleh pemerintah dan federasi meski mereka telah berlatih sejak usia dini.
“Bayangkan saja bagaimana perasaan para pemain muda kita saat tiba-tiba mereka harus bersaing dengan para pemain dari negara yang kultur sepakbola-nya lebih mapan. Terlebih mereka tahu jika para pemain dari negara lain tersebut mendapatkan berbagai fasilitas dari federasi baik secara langsung maupun tak langsung,” ungkapnya.
Baca juga: Shin Tae-yong Bantah Inginkan Pemain Naturalisasi di Timnas U-19
Dampak negatif lain dari naturalisasi pemain, lanjut Huda, adalah sia-sianya pembinaan pemain usia dini. Ratusan klub-klub di Indonesia dihimbau bahkan diwajibkan untuk mempunyai tim muda. Ribuan sekolah sepak bola (SSB) juga berlomba untuk mencetak pemain handal. Berbagai kejuaraan kelompok umur juga secara rutin dilakukan.
“Betapa besar biaya untuk melakukan semua itu. Namun saat ada kebutuhan untuk membentuk tim nasional, tiba-tiba pemerintah dan federasi lebih memilih melakukan naturalisasi pemain. Ini kan sangat ironis,” tukasnya.
Politikus PKB itu juga menilai naturalisasi pemain hanya akan menutupi akar masalah pembinaan sepak bola di tanah air. Sudah menjadi rahasia umum jika ada yang bermasalah dalam konsolidasi pembinaan sepaka bola di Indonesia. Mulai dari kurikulum pembinaan yang tak seragam, laju kompetisi yang kerap terhenti, hingga rumor dikuasainya saham klub-klub Liga I di Indonesia oleh individu atau kelompk tertentu.
“Faktor-faktor tersebut membuat pembinaan sepak bola Indonesia kerap kehilangan arah sehingga tidak mampu menghasilkan prestasi yang membanggakan meskipun di leval Asia Tenggara. Tetapi kendala-kendala tersebut harusnya diurai, bukan ditutupi dengan melakukan naturalisasi pemain untuk menghasilkan prestasi instan,” tuturnya.
Untuk diketahui, naturalisasi besar-besaran pemain ini tampak dari langkah sejumlah klub sepak bola ternama di Tanah Air mendatangkan para pemain dari Brazil. Saat ini dua klub yakni Persija Jakarta dan Arema Malang telah mendatangkan masing-masing dua pemain dari negeri samba. Langkah ini kabarnya akan segera diikuti oleh Madura United. (OL-5)
PSSI akan berusaha menaturalisasi tiga pemain diaspora, yang sebelumnya sempat membela timnas U-20 di Piala Touloun pada Juni.
PEMERINTAH lewat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menarasikan wacana mendatangkan dokter asing ke negeri ini.
Proses peralihan asosiasi dari federasi sepak bola Belanda (KNVB) ke PSSI sudah mendapat persetujuan Federasi Sepakbola Internasional (FIFA).
CALVIN Verdonk resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) setelah merampungkan proses naturalisasi.
Calvin Verdonk bersama Jens Raven merupakan warga negara Belanda yang tengah mengikuti proses naturalisasi sejak beberapa bulan lalu.
Jens Raven, saat ini, berada di Prancis bersama timnas Indonesia U-20.
Uni Emirat Arab (UEA) mendukung Indonesia untuk maju menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2027 atau FIFA World Cup U-20 2027.
Mantan Gubernur Bali I Wayan Koster meminta maaf ke masyarakat Bali dan Indonesia atas penolakan Piala Dunia U-20.
Ganjar Pranowo pernah menjadi salah satu tokoh yang menolak Piala Dunia U-20 digelar di Tanah Air.
TIM U-20 Indonesia yang diproyeksikan untuk ajang besar Piala Asia U-20 2025 dan Piala Dunia U-20 2025 terus digodok. Indra Sjafri menyebut sementara ini ada 17 pemain yang lolos saringan.
Langkah mengirim timnas U-20 menjadi bagian dari komitmen Indonesia untuk serius menatap prestasi di lapangan sepak bola.
Keberhasilan Timnas Indonesia U-17 diharapkan dapat menulai ke timnas U-20 untuk tembus ke Piala Dunia U-20 tahun 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved