Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Jari Tuhan bagi Moenchengladbach

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group
13/6/2020 05:51
Jari Tuhan bagi Moenchengladbach
Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group(Seno)

DIEGO Armando Maradona dikenang sebagai pemain besar sepak bola bukan hanya karena kehebatannya di lapangan hijau untuk membawa Argentina memenangi Piala Dunia 1986. Ia menjadi cerita yang tidak pernah akan ada habisnya karena ‘gol tangan Tuhan’ yang ia ciptakan ke gawang Inggris.

Pecinta sepak bola tidak pernah bisa melupakan kejadian di Stadion Azteca, Meksiko, 22 Juni 1986. Di pertandingan perempat final, Argentina bertemu Inggris. Maradona yang sedang dalam puncak permainannya mencoba melakukan wall-pass dengan rekannya Jorge Valdano untuk menembus pertahanan Inggris. Bek kiri Inggris, Steve Hodge, memotong wall-pass Maradona dengan melakukan back pass lambung kepada kiper Peter Shilton.

Dengan tinggi badan 20 sentimeter lebih dari Maradona ditambah dengan jangkauan tangan, Shilton dengan mudah pasti bisa menangkap
back-pass tersebut. Namun, Maradona yang datang dari blindside, melompat mendahului Shilton dan tangan kirinya bergerak cepat untuk meninju bola yang hendak ditangkap Kiper Inggris. Gerakan tangan kiri Maradona tidak terlihat wasit yang berada di luar penalti dan ketika bola masuk ke gawang, kapten kesebelasan Argentina itu melakukan selebrasi seakan dia bisa menyundul bola lebih dulu daripada kiper Shilton menangkap bola.

Para pemain Inggris mencoba memrotes keputusan wasit asal Tunisia Ali Bennaceur dengan mengatakan Maradona melakukan handball. Namun, ketika hakim garis mengonfirmasi bahwa gol itu sah, Bennaceur menunjuk titik tengah.

Fotografer Meksiko Alejandro Ojeda Carbajal mendapatkan momen bersejarah itu dan terbukti bahwa Maradona memang menggunakan
tangan kirinya untuk mencetak gol. Atas tindakannya itu Maradona meminta maaf dan menyebutkan bahwa gol pertama yang dicetak ke gawang Inggris sebagai ‘gol tangan Tuhan’.

Jari Tuhan

Sekitar 34 tahun setelah kejadian itu, sebuah cerita yang juga akan selalu dikenang sebagai momen bersejarah terjadi di Borussia-Park. Pada 12 Juli 2019, Borussia Moenchengladbach menjamu ‘tamu besar’ mereka, Bayern Muenchen.

Klub bertaburan bintang itu datang untuk menjinakkan Gladbach yang di awal musim ini begitu berjaya dan selalu memimpin klasemen sementara. Pelatih baru Bayern, Hans-Dieter Flick, pun sedang berupaya untuk menunjukkan bahwa dirinya pantas dipercaya menangani
klub raksasa Jerman itu.

Meski tampil di kandang lawan, Manuel Neuer dan kawan-kawan terus menggempur pertahanan Gladbach. Dari berbagai sudut para pemain Bayern membombardir gawang Yann Sommer. Kiper asal Swiss itu benar-benar harus menjalani malam yang berat ketika itu.

Dari suatu tendangan pojok Thiago Alcantara, gelandang bertahan Joshua Kimmich meminta bola pendek yang kemudian menggiring bola secara diagonal sepanjang kotak penalti. Mendekati posisi tegak lurus gawang Die Fohlen, Kimmich melepas tendangan keras kaki kanan menyusur tanah.

Sommer yang dikenal sebagai salah satu kiper terbaik Bundesliga mencoba menahan bola tendangan Kimmich sambil menjatuhkan badan.
Ternyata bola itu tidak hanya keras, tetapi juga berputar kencang sehingga bisa lolos dari badan kiper Gladbach itu.

Bola itu kemudian meluncur ke arah gawang. Sommer segera sadar bahwa tendangan Kimmich lepas dari tangkapannya. Secara refleks, ia segera berbalik badan menahan laju bola masuk ke gawang. Dengan jari telunjuk tangan kirinya yang masih tersisa, Kiper Gladbach itu bisa menghentikan bola hanya beberapa milimeter sebelum melewati garis gawang. ‘Jari Tuhan’ menyelamatkan gawang Die Fohlen dari kebobolan.

“Itu sebuah penyelamatan spektakuler sepanjang karier saya sebagai kiper. Tentu ada keberuntungan juga karena bola sudah bergulir mau melewati garis gawang. Ternyata jari telunjuk saya masih bisa menahannya dan bersyukur wasit jeli untuk melihat bahwa gol belum terjadi,” ujar Sommer mengenang kejadian hampir setahun lalu.

Kapten Gladbach itu berharap bahwa keberuntungan akan kembali datang pada Sabtu malam ini. Menghadapi klub besar seperti Bayern tidak hanya dibutuhkan kesiapan tim untuk bisa menang, tetapi juga keberuntungan.

“Bayern merupakan salah satu klub terbaik di dunia. Kita harus berada dalam kondisi terbaik ketika menghadapi Bayern karena mereka memiliki pemain-pemain yang hebat. Kami membutuhkan hari yang sempurna apabila ingin kembali mengalahkan mereka,” kata kiper utama
Swiss berusia 31 tahun itu.

Lewandowski dan Mueller

Bagi Bayern, pertandingan malam ini tidak hanya akan menjadi partai balas dendam, tetapi juga rintangan terberat terakhir untuk memastikan gelar kedelapan berturut-turut sekaligus meraih gelar ganda merebut Piala DFB. Satu yang membuat pelatih Hansi-Flick pusing, yakni ia harus tampil tanpa dua penyerang andalannya, Robert Lewandowski dan Thomas Mueller.

Keduanya harus absen secara bersamaan karena kartu kuning kelima yang diterima saat menghadapi Bayer Leverkusen. Padahal, Lewandowski merupakan mesin gol yang paling produktif dengan 30 gol di musim ini. Sementara itu, Mueller merupakan pengumpan matang terbaik dengan 20 assits, menyamai prestasi Kevin de Bruyne.

“Sungguh menjengkelkan (harus kehilangan dua pemain itu), tetapi kami tidak bisa mengubahnya dan harus menerima situasi ini,” ujar Flick pasrah.

Dengan absennya Lewandowski, pilihan yang bisa dilakukan Flick ialah menempatkan Serge Gnabry sebagai ujung tombak. Pilihan lain, ia bisa mencoba memainkan ‘super-sub’ Joshua Zirkzee sebagai ujung tombak, sementara Gnabry dan Kingsley Coman bermain dari sayap.

Untuk mengisi tempat Mueller, pilihan terbaik menempatkan Leon Goretzka sebagai second striker. Dua posisi gelandang bertahan diserahkan kepada Thiago Alcantara yang sudah pulih dari cedera dan pasangan terbaiknya, Kimmich.

Flick tidak perlu pusing dengan barisan belakang karena ia sudah memiliki formasi terbaik. Benjamin Pavard dan Alphonso Davies merupakan bek sayap yang sangat bisa diandalkan untuk ikut menopang serangan. Sementara itu, Jerome Boateng dan David Alaba menjadi palang pintu andalan yang membantu kukuhnya gawang Neuer.

Pelatih Gladbach Marco Bode sendiri tidak bisa mengoptimalkan pincangnya Die Roten karena tidak bisa memainkan ‘duo Prancis’. Alassane Pea dipastikan terkena larangan bermain menyusul kartu merah yang diterimanya saat bertemu Freiburg. Akibatnya, Bode harus mengubah lagi formasi di barisan depan yang mana Marcus Thuram berduet dengan Breel Embolo.

Bode sepertinya tidak akan berani bermain terbuka seperti biasanya karena harus bermain di Stadion Allianz. Ia akan memilih bermain 4-4-2 untuk memperkukuh pertahanan ketimbang bermain dengan pola kebiasaannya 4-3-3.

Kapten Lars Stindl diharapkan bisa menjadi penjaga keseimbangan dalam bertahan ataupun keluar menyerang. Apalagi, ia didampingi tiga
pemain muda energik, Jonas Hoffman, Christoph Kramer, dan Florian Neuhaus.

Kerja keras harus dihadapi empat pemain belakang. Matthias Ginter sangat diandalkan untuk bisa memimpin tiga rekannya mengawasi gerakan tanpa bola dari para pemain tuan rumah. Bek kiri Ramy Bensebaini yang mencetak dua gol kemenangan di putaran pertama diharapkan bisa memanfaatkan bola-bola mati.

Bersama bek kanan Stefan Lanier, Bensebaini harus waspada terhadap rotasi cepat yang dilakukan Coman dan Pavard di kanan maupun Gnabry dan Davies di kiri. Keduanya harus berhitung benar ketika akan keluar menyerang karena serangan balik Bayern sangat berbahaya.

Partner Ginter di jantung pertahanan, Nico Elvedi, harus cermat dalam bertindak karena variasi serangan Bayern di kotak sangat cepat. Beruntung Kiper Sommer biasa bermain bersama Elvedi di tim nasional Swiss sehingga ia bisa lebih komunikatif mengingatkan rekannya
terhadap bahaya yang harus dihadapi.

Bagi Gladbach, mereka tidak boleh kalah malam ini. Kekalahan dari Bayern tidak hanya akan membuyarkan rekor kemenangan mereka atas klub raksasa Jerman, tetapi juga Die Fohlen bisa tergusur Bayer Leverkusen untuk bisa tampil di Liga Champions musim depan.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya