Mental bakal Jadi Faktor Pembeda

Satria Sakti Utama
23/1/2016 10:50
Mental bakal Jadi Faktor Pembeda
(ANTARA/Widodo S. Jusuf)

LAGA pamungkas ajang Jenderal Sudirman Cup Indonesian Championship Torabika 2015/2016 menjadi panggung bagi Semen Padang dan Mitra Kukar untuk berebut trofi juara. Dua tim punya perjalanan yang hampir senada di pertandingan semifinal sebelum akhirnya membalikkan keadaan untuk tampil di final yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, besok (Minggu, 24/1).

Langkah kedua tim menuju partai final tidaklah mudah. 'Kabau Sirah'--julukan Semen Padang--yang sempat sempoyongan di babak penyisihan sedikit demi sedikit berhasil bangkit. Penampilan terbaik Hengky Ardiles dkk diperlihatkan di leg kedua babak semifinal saat berjumpa Pusamania Borneo FC. Meski tertinggal dua gol saat kick off dibunyikan di Stadion H Agus Salim, Semen Padang berhasil menyamakan agregat menjadi 2-2 di waktu normal dan mampu unggul melalui babak adu penalti dengan skor 4-3 setelah kegagalan eksekusi Ponaryo Astaman dan Jajang Mulyana, pekan lalu.

Aksi pasukan 'Naga Mekes'--julukan Mitra Kukar--juga tak kalah heroik di partai empat besar. Di depan puluhan ribu Aremania dan keangkeran Stadion Kanjuruhan malang, Mitra Kukar berhasil memaksa skor agregat sama kuat 3-3 di 90 menit laga berjalan dan mencuri satu tiket final berkat kemenangan adu penalti 3-2. Eks kiper Persib Bandung Shahar Ginanjar menjadi bintang setelah mampu menggagalkan eksekusi Hendro Siswanto dan Cristian Gonzales.

Kini keseimbangan permainan kedua tim bakal beradu untuk menjadi yang terbaik. Kesabaran dalam bermain memang menjadi kekuatan kedua tim itu.

Faktor kesabaran
Nil Maizar dan Jafri Sastra yang kebetulan sama-sama berdarah Minang sangat mengerti bagaimana memainkan bola untuk menarik lawan sehingga membuka daerah pertahanan.

Bagi Jafri Sastra, tidak ada kamus bermain bertahan. Permainan itu dilakukannya saat tampil di kandang Arema Cronus karena bermodal unggul 2-1 di kandang. Strategi 'parkir bus' alias bertahan total bukan menjadi pilihannya.

"Kalau terlalu defensif sayang juga bola dibuang, sementara kalau terlalu menyerang juga tidak bagus. Artinya semua situasional. Bagus jika kita bisa menguasai bola, mencari celah untuk menyerang dan bertahan secara solid. Yang terpenting anak-anak konsentrasi dan tidak boleh lengah. Harus siap terus selama bola masih bergulir," kilah Jafri.

Dia pun mengoreksi aksi anak asuhannya yang terlalu tergesa-gesa memainkan bola sehingga dimanfaatkan Arema yang memilih bermain cepat. Namun, setelah menurunkan tempo, Mitra Kukar lebih bisa meredam kecepatan yang dikembangkan Arema.

Nil Maizar juga tampil dengan kesabaran untuk melihat tim lawan membuat celah. Itu dilakukan untuk membuat Pusamania Borneo FC terlena karena sudah unggul di leg pertama sehingga mereka menyangka mampu mengendalikan permainan. 'Kabau Sirah' dapat melakukan serangan cepat dan mematikan ketika tim lawan lengah menjaga penyerang-penyerang mereka.

Nil Maizar, yang pernah menukangi timnas Merah Putih, juga mampu memacu motivasi timnya untuk tampil menyerang, menyerang, dan menyerang. "Kami ingin menang. Kami akan tampil menyerang," tandasnya.

Tipe permainan yang meledak itu pula yang membuat skuat 'Kabau Sirah' memiliki pemain yang rentan diganjar kartu merah. Padahal, mereka merupakan pilar utama pengatur serangan.

Nilai plus
Vendry Mofu dan Hendra Adi Bayauw ialah dua pemain yang sudah merasakan kartu merah di ajang Piala Jenderal Sudirman. Dari kedua pemain itu, tusukan Semen Padang bakal mengancam lini bertahan Mitra Kukar. Apalagi, Semen Padang memiliki bomber James Koko Lomel serta penyerang lincah Nur Iskandar yang tidak pernah lelah menggedor lini pertahanan tim lawan.

Semen Padang juga memiliki pemain yang piawai memanfaatkan bola-bola mati, yakni kapten asal Korsel Yu Hyun-koo. Sementara itu, pertahanan kukuh menjadi tugas Mohamadou al Hadji sebagai penjaga benteng pertahanan. Ketenangan menghadapi serbuan serangan yang dimiliki Al Hadji membuat kiper Jandia Eka Putra semakin sulit ditaklukkan.

Di kubu Mitra Kukar, ketenangan kiper Shahar Ginanjar menjadi nilai plus tim Jafri Sastra. Mereka juga memiliki lini pertahanan tangguh yang dikomandoi kapten penuh pengalaman Zulkifli Syukur. Bek kanan jebolan Arema dan timnas Merah Putih itu bakal saling bahu-membahu dengan Arthur da Rocha. Tidak hanya kuat bertahan, Arthur dengan postur tinggi dan stamina tangguh punya kemampuan menusuk hingga kotak penalti tim lawan.

Di lini tengah, Rodrigo do Santos bersama Rizky Pellu merupakan pengalir serangan. Ketajaman Mitra Kukar berada di bahu Patrick dos Santos yang kemungkinan diduetkan dengan Septian David Maulana sebagai tombak kembar.

Laga final Jenderal Sudirman Cup Indonesian Championship Torabika 2015/2016 di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta itu digelar bertepatan dengan peringatan 100 tahun wafatnya pahlawan Jenderal Sudirman.
Acara final yang dimulai pukul 18.30 WIB itu akan diisi hiburan dari grup band ternama Indonesia, Slank dan Noah, dan disiarkan langsung oleh NET.TV. (R-3)

satria@mediaindonesia.com



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya