Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
REAL Madrid memang gagal bersinar di leg kedua semifinal Liga Champions 2017 saat dikalahkan Atletico Madrid di Vicente Calderon 1-2, Kamis (11/5). Namun, hasil buruk itu tidak menghambat langkah El Real untuk melaju ke final di kompetisi paling prestisius bagi klub-klub Benua Eropa itu. Los Blancos pun berkesempatan menjadi tim pertama di era Liga Champions (sejak 1992) yang menjuarai trofi untuk dua musim beruntun.
Syaratnya, mereka harus terlebih dahulu menaklukkan Juventus di partai pamungkas yang akan berlangsung di Cardiff, Wales, Minggu (4/6).
Bagi pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane, ini sekaligus menjadi ajang reuni dengan timnya semasa berkarier sebagai pemain pada 1996-2001 itu. Juru taktik yang disapa Zizou itu mengakui Juvelah yang berjasa memberi segalanya, termasuk ketenaran, sebelum ia menghabiskan karier sepak bolanya di Real Madrid hingga 2006. Pada akhir Desember lalu, Zidane pun berharap tidak bertemu dengan I Bianconeri karena ia sangat menghormati tim besutan Massimiliano Allegri tersebut.
Meskipun demikian, Zidane menegaskan loyalitasnya kini mutlak milik tim asal Spanyol tersebut. Di laga puncak nanti, tak akan ada ampun bagi jawara Italia lima kali beruntun tersebut.
"Laga ini tentu akan menjadi spesial bagi saya karena Juve adalah klub yang penting bagi saya sebagai pemain. Ini adalah klub yang juga memberi saya segalanya," ujar Zizou--sapaan akrab Zidane.
"Namun, sekarang saya bersama Real Madrid. Mereka (Juve) telah mencapai final dan pantas berada di sana seperti kami," lanjutnya.
Juve dan Madrid sudah pernah berjumpa di final Liga Champions musim 1997-98 dengan klub asal Santiago Bernabeu itu menjadi juara lewat kemenangan tipis 1-0. Namun, 'Nyonya Tua' memiliki rekor lebih positif dalam total perjumpaan melawan Los Merengues, yakni menang dua kali dan dua imbang dalam lima duel terakhir.
Perpisahan di Calderon
Kebahagiaan Real Madrid menjadi duka bagi Atletico Madrid. Ketersingkiran di semifinal Liga Champions dari sang tetangga merupakan yang keempat beruntun setelah sebelumnya mereka juga ditekuk di perempat final (2015) dan final (2014 dan 2016). Meskipun demikian, tim berjuluk Los Colchoneros itu tidak pantas bersedih karena telah memperjuangkan segalanya di leg kedua.
Laga itu sekaligus menjadi perpisahan mereka dengan Stadion Vicente Calderon yang mulai musim depan akan dirobohkan untuk menjadi area permukiman.
"Saya senang dan bangga karena sekali lagi kami telah menunjukkan kami sedang bersaing di level puncak hanya di belakang Real Madrid dan Barcelona," ujar pelatih Atletico Diego Simeone.
Meski mengusung misi nyaris mustahil karena harus membalikkan defisit 0-3, tuan rumah nyaris menghadirkan kejutan dengan mencetak dua gol dalam kurun 16 menit lewat Saul Niguez dan penalti Antoine Griezmann.
Sayang, gol Isco jelang jeda membuat mereka harus mencetak tiga gol lagi dan keajaiban itu tak bisa mereka wujudkan di babak kedua.
"Kami tahu mereka akan tampil kuat di awal laga, tapi kami juga sudah berhitung jika kami bisa mencetak satu gol saja, itu bisa membunuh peluang mereka ke final. Mereka bermain bagus, tapi kami lebih berpengalaman," kata megabintang Real Madrid Cristiano Ronaldo. (AFP/R-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved