Dilarang Dangdut!

19/6/2016 07:14
Dilarang Dangdut!
(Ronal Surapradja -- MI/Permana)

INDIKATOR baterai HP yang sudah merah ditambah kemacetan panjang sore itu membuat saya mampir ke pusat perbelanjaan ITC di kawasan Jakarta Selatan untuk membeli charger HP yang bisa dicolok di mobil.
Ketika masuk, saya mendengar lagu dangdut diputar oleh lapak penjual DVD dan MP3. Sayup-sayup saya mendengar kata buaya dalam liriknya, saya masih berpikir oh tentang lelaki buaya darat kali, ya?

Karena penasaran, setelah membeli charger saya hampiri lapak tadi dan bertanya judul lagu yang barusan diputar. Si penjual memberi tahu lagu itu berjudul Wanita Lubang Buaya.

Memang wanita dia punya lubang buaya. Wajar saja lelaki mau menggodanya. Memang wanita punya satu lubang buaya. Walau satu tapi itu sangat berharga.

Begitu penggalan reff-nya. Ini bukan lagu tentang kejadian malam 30 September 1965, tapi ini tentang ‘lubang buaya’ yang disukai para lelaki. Duh….

Jadi teringat beberapa waktu lalu, ada berita tentang beberapa lagu dangdut yang dilarang diputar atau dibatasi jam tayangnya di Jawa Barat. Peraturan itu dikeluarkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Barat dengan alasan mengandung konten pornografi dan seksualitas, serta di khawatirkan berdampak negatif bagi masyarakat.

Judul-judulnya memang luar biasa, ada Mobil Bergoyang, Hamil Duluan, Paling Suka 69, Merem-Merem Melek, Mucikari Cinta, dan Hamil Sama Setan. Yang terakhir ini bikin saya penasaran.

Maka, saya buka Youtube lalu nonton video klipnya. Tampak sepasang lelaki perempuan duduk di sofa, lalu si perempuan mulai bernyanyi, “Abang aku sudah hamil sayang, abang ku sudah terlambat datang bulan”. Benar-benar lirik yang lugas tanpa perlu berindah-indah hehe.

Lalu si lelaki membalas, “Sayang kau hamil sama siapa? Sayang itu anak siapa?” Si perempuan, dengan sedikit marah, menjawab, “Aku hamil sama abang, masak hamil sama setan. Aku hamil sama abang, masak hamil sama siluman.”

Tampaknya mereka bukan pasangan suami-istri, kalau suami istri enggak mungkin si lelaki bertanya hamil sama siapa kan? Sialnya, lirik lagu itu nempel terus di kepala saya sampai hari ini.

Nah, kalau saya yang hafal lirik lagu itu (meskipun tidak mau), masih OK-lah karena saya sudah dewasa. Bagaimana jika yang hapal lirik lagu itu anak-anak kecil?

Faktanya, banyak anak hafal lirik lagu-lagu seperti Hamil Duluan dengan liriknya, Ku hamil duluan sudah tiga bulan. Gara-gara pacaran tidurnya berduaan. Kuhamil duluan sudah tiga bulan. Gara-gara pacaran suka gelap-gelapan.

Mungkin, saat ini anak-anak itu baru tahu lirik tanpa mengerti maknanya. Tapi bukankah itu akan masuk alam bawah sadar dan akan memengaruhi pola pikirnya saat dewasa nanti?

Saya tidak antidangdut, malah saya pengagum lagu-lagu Rhoma Irama, Meggy Z, Hamdan ATT, Mansyur S, Elvy Sukaesih, dan Rita Sugiarto.

Perpaduan kualitas vokal prima, lirik indah nan puitis, dan musik yang ciamik mereka sungguh menyenangkan untuk dinikmati.

Jadi, sampai hari ini jika saya mendengar­kan lagu dangdut, itu pasti lagu dangdut zadul, paling muda lagu dari tahun 90-an.

Saya memilih untuk tidak mendengar­kan lagu dangdut zaman sekarang karena musiknya saya rasa sudah tidak dangdut asli lagi, ditambah karena judul dan lirikya yang ter… la… lu (ala Bang Haji Rhoma Irama). (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah