Gunjing Gunjang Ganjing

SAAT siaran pagi di radio, di antara sesi pemutaran lagu saya melihat rekan saya sedang melihat ponselnya lalu mengernyitkan dahi dan berkata, “Masa sih?”

Karena penasaran, saya hampiri dia. Ternyata sedang melihat unggahan foto di sebuah akun Instagram yang khusus memberi informasi berita gosip artis Indonesia. Wah, baru tahu saya, he he.

Di profilnya tertulis, ‘Gosip adalah fakta yang tertunda’. ‘No pict hoax’, ‘fans follow dilarang baper’, ‘haters dilarang caper’, dan ‘dilarang tag ertong’ (artis).

Ada banyak posting-an artis yang katanya penyuka sesama, ditambah ada foto mesranya lagi. Waduh...

Ada juga fans war dua artis perempuan Indonesia. Edan memang fanatisme mereka, sampai kesopanan pun dilupakan. Bahasanya itu loh, bikin saya geleng kepala. Belum lagi posting-an tentang artis selingkuh, mau cerai, dan pisah ranjang.

‘Hebatnya’, setiap unggahan dibuat seperti hasil investigasi detektif. Lengkap dengan foto, video, dan screen capture terkait, jadinya tampak meyakinkan sekali meskipun belum tentu benar.

Duh maafkan saya ya Allah, tapi kok seru ngikutin gosip ini? Banyak yang saya belum tahu ternyata he he.

Yang sudah melihat punya kemungkinan besar untuk membicarakannya dengan orang lain. Kalau (memang) gosip itu benar, berarti ia telah melakukan gibah. Kalau tidak benar, ia telah melakukan fitnah. Waduh….

Belum lagi kata orang tua dulu, ‘menitip uang pasti berkurang, tapi menitip kata pasti bertambah’. Bukankah yang ‘lezat’ dari bergunjing ialah kalimat bumbu penyebabnya? Makin banyak dipergunjingkan, makin jauh dari kebenaran.

Dalam hal seperti ini saya termasuk yang pasif, dalam artian tidak pernah mencari bahan gunjingan, apalagi sampai membuatnya. Tapi, kalau sampai ke telinga, ya enggak akan saya tolak hehe.

Oke, terkadang kita mendapat gosip secara sengaja dan itu di luar kuasa kita, tapi untuk menyampaikannya lagi ke orang lain tentu saja kita berkuasa penuh untuk melakukan atau tidak melakukannya.

Rumours are carried by haters, spread by fools, and accepted by idiots. Tidak ada pilihan yang baik, tapi akui saja, bergunjing itu menyenangkan bukan? Tapi kalau diingat apa yang bakal kita hadapi karena kesukaan bergunjing ini, saya langsung mengeret ketakutan.

Saya baru tahu kalau Allah SWT baru akan mengampuni orang yang bergunjing setelah dia memohon ampunan kepada orang yang digunjingkan. Waduh sudah berapa banyak orang yang saya gunjingkan ya?

Rasulullah SAW bersabda, “Menggunjing itu memang lezat rasanya di dunia, tetapi dapat mengantarkannya ke neraka di akhirat kelak.”

Ini sejalan dengan yang beliau katakan bahwa hal yang paling banyak mengantarkan orang ke neraka ialah mulut dan kemaluan.

Mumpung bulan puasa, kalau memang dirasakan susah untuk berhenti, minimal belajar untuk mengurangi saja dulu kuantitas dan kualitas gunjingan kita deh. Akhirnya niat saya pun untuk mem-follow akun Instagram gosip artis itu pun saya urungkan. (H-3)