Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
AYAT-AYAT sebelumnya dalam Surat Asy-Syu’ara berbicara tentang betapa indahnya kandungan dan gaya bahasa Alquran. Sangking indahnya, kaum kafir pun menuduh Nabi Muhammad menggunakan bantuan jin dan setan untuk membuat Alquran. Namun, Allah menegaskan Alquran berasal dari-Nya.
Pada ayat 213 Surat Asy-Syu’ara Allah berfirman, “Maka janganlah kamu menyembah Tuhan selain Allah yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang mendapat azab.”
Kemudian pada ayat selanjutnya Allah meminta agar Nabi Muhammad menyebarkan kebaikan Alquran kepada orang-orang terdekatnya terlebih dahulu, yaitu keluarganya. Hal itu menjadi teladan bagi kita bahwa dalam menyebarkan kebaikan sebaiknya dimulai dari diri sendiri, lalu ke keluarga terdekat, baru ke lingkungan yang lebih luas.
Di ayat 215, Allah menyuruh Nabi Muhammad merendahkan diri pada orang-orang yang beriman. Kepada mereka yang membangkang, di ayat 216, Allah memerintahkan Nabi untuk berkata, “Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Pada ayat 217, Allah meminta kita untuk terus bertawakal. Kata tawakal memiliki akar yang sama dengan kata wakil. Maknanya, ketika kita menjadikan Allah sebagai wakil dalam segala urusan, yakinlah bahwa apa yang dipilih-Nya merupakan yang terbaik.
Tapi dengan menjadikan Allah sebagai wakil bukan berarti kita tidak berusaha. Kita tetap harus berusaha maksimal, baru hasil akhirnya dipasrahkan kepada Allah.
Di ayat 218 dan 219, Allah menyatakan Dia Maha Melihat apa pun yang kita lakukan. “Sesungguhnya Dia Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,” bunyi ayat 220.
Kemudian pada ayat 221-223, Allah bertanya kepada Nabi Muhammad, “Maukah kamu tahu kepada siapa setan-setan (yang menurut orang-orang dimintai pertolongan oleh Nabi) itu turun? Mereka turun kepada orang-orang yang penuh kebohongan dan kedurhakaan. Mereka menghadapkan pendengaran (kepada setan) itu, dan kebanyakan mereka ialah orang-orang pendusta.”
Pada ayat 224 dan 226, dijelaskan bahwa para penyair (di zaman Nabi) banyak yang berdusta. Kalimat yang mereka ucapkan memang indah, tapi uraiannya tidak jelas, tidak berbicara tentang kebutuhan manusia. Umumnya, yang mereka bicarakan soal balas dendam, cinta yang berlebihan, dan ejekan. Sebab, mereka dipengaruhi setan. Hal-hal semacam itu jelas tidak ditemui dalam Alquran. (H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved