Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
WAKTU masih sore, tapi rasa kantuk sedang menyerang.
Di tengah sepinya ruang tunggu artis untuk syuting, seorang teman mengeluarkan pistol dari saku celana lalu mengarahkan ke asistennya, dan terdengar suara kencang 'dor'!!
"Eh dor....dor...aarrrgghh....mati deh," sahut si asisten sambil melakukan adegan seperti meregang nyawa lalu menutup mata dan mati... untuk beberapa saat.
Semua orang di ruangan tertawa, dan si asisten pun hidup lagi sambil 'misuh-misuh' kenapa dia barusan ditembak sampai mati.
Pistolnya dari jari tangan, ledakannya dari suara mulut, tapi kok 'matinya' kayak beneran gitu, ya?
Latah.
Pasti di sekitar kita ada orang model begini, kan?
Temen SMA, kuliah, teman kantor, teman gaul, dll.
Yang beda hanya tingkat keparahannya.
Asisten teman saya pada cerita di atas itu termasuk tingkatan latah yang paling parah, namanya automatic obedience.
Yang suka mengulang perkataan orang lain disebut echolalia.
Kalau suka meniru gerakan orang lain, itu disebut echopraxia.
Jika suka mengucapkan kata-kata tabu/kotor, disebut coprolalia.
Latah ini membingungkan, karena disebut penyakit, tapi para ahli tidak sepakat.
Disebut bukan penyakit, tapi banyak yang menderita.
Lucunya latah ini hanya dikenal di Asia Tenggara.
Memang pernah lihat orang bule latah?
Rasanya saya sih belum pernah, ya?
Hehehe....
Istilah latah ini di kawasan Melayu seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei dikenal dengan young-dah-the.
Di Thailand disebut bahyschy, sedangkan di Filipina mali dan silok.
Saya tidak keberatan dengan adanya orang latah, apalagi di lingkungan pekerjaan saya memang banyak.
Hanya saja, saya tidak pernah menganggap latah itu hal yang lucu.
Oke, sekali di awal sih mungkin masih lucu.
Akan tetapi, jika dilakukan berulang kali dengan modus yang sama, rasanya tidak lucu lagi.
Apalagi jika ada yang senang 'mengerjai', bergantian kadangkala, hingga si orang yang latah tersebut itu pun kewalahan.
Jadi terpikir juga, jangan-jangan si latah juga memang menikmati dia 'disiksa' seperti itu?
Ada yang mendadak latah sebagai alat supaya seseorang diterima disebuah komunitas.
Ada juga yang menjadi latah sebagai mata pencarian.
Saya tahu banget ada kok orang yang dulu tidak latah, sekarang menjadi latah.
Namun, ada juga yang latah hanya karena dia menikmatinya.
Dia senang menjadi pusat perhatian dan bahagia karena ada perasaan 'dianggap' oleh orang-orang di sekitarnya.
Tapi percayalah, orang yang latah memperta-ruhkan kredibilitas dan kewibawaannya.
Masih ingat kan ada pelawak yang terkena kasus karena latah berkata kotor (alat kelamin pria) di saat acara live?
Duh... saya paling nggak suka dengan kata ini.
Percayalah latah bisa membuat semua profesi menjadi terlihat tidak profesional.
Dokter latah akan membahayakan nyawa si pasien, pengacara latah akan merugikan si klien di mata majelis hakim, tentara latah akan... ah bahkan saya nggak mau membayangkan ada tentara latah.
Terlalu aneh rasanya, hehehe.
Saya pribadi, kalau kaget, biasanya berkata, "Astaghfirullahal' adzhim."
Ini beneran lo, hehe.
Mumpung bulan Ramadan kita sedang puasa, bagaimana kalau kita berlatih untuk berkata dengan benar andaikata kita kaget atau terkejut.
Bukankah akan lebih indah jika kita berkata 'Subhanallah', 'Masya Allah', atau 'Allahu Akbar' ketika kita dikagetkan daripada 'ayam', 'kodok' ataupun 'copot' Hati, pikiran, dan mulut bersih, dapat pahala pula.
(H-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved